Mohon tunggu...
Fathyah Rahmaniah
Fathyah Rahmaniah Mohon Tunggu... Freelancer - Sharing is caring

Mahasiswi Semester 7 Yang Sibuk Mengisi CV nya Webtoonist @temenzone.studio and Writer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Heboh Stigma Masyarakat tentang Standar Kecantikan

20 Juli 2021   17:00 Diperbarui: 20 Juli 2021   17:06 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat jaman sekarang kerap sekali memberikan opini dan pandangan mereka terhadap sesuatu. Akan tetapi tidak semuanya dilontarkan dengan baik. Hal tersebut menjadi permasalahan yang memicu perdebatan antara sesama masyarakat baik itu saat bertatapan langsung ataupun melalui media sosial. Saat ini sosial media dihebohkan dengan beberapa fenomena mengenai 'Beauty standard' atau standar kecantikan yang menurut sebagian orang harus dipunya. 

Sebagian besar yang berkomentar pasti tidak jauh dari fisik seseorang. Ini menjadi sebuah 'penyakit' netizen yang sering sekali mengomentari tanpa menyaring terlebih dahulu apakah yang dia komentari bijak atau tidak. Kita tidak bisa menyalahkan seseorang dalam berkomentar mengenai ini. Bahkan sebagian orang menganggap ini termasuk cyber bullying, atau bodyshamming terhadap kaum wanita.

Stigma masyarakat mengenai standar kecantik disetiap negara tentu berbeda. Tapi perlu digaris bawahi bahwa, standar cantik umumnya dianggap yang berkulit putih, memiliki bola mata besar dan indah, rambut panjang lurus atau sedikit ikal, tinggi, langsing, muka mulus tanpa berjerawat ataupun sejenisnya. 

unplas.com
unplas.com

Sebagian masyarakat umumnya menganggap orang-orang yang bertubuh gendut, hitam atau yang sebagiannya tidak menarik dan terkesan menjijikan (bagi sebagian orang). Perlu kita ketahui bahwa stigma ini sangat buruk dikarenakan setiap orang memiliki jenis, bentuk tubuh, hingga genetik yang berbeda. Tidak semua yang gemuk, hitam, atau lainnya dianggap buruk. 

Permasalahan utama ada pola pikir seseorang yang kurang dewasa dan berwawasan luas. Bahkan sebagian orang yang mengalami kelainan seperti down syndrome, penyakit kulit vitiligo, bahkan albino masih dianggap aneh, dan tidak memenuhi standar kecantikan yang masyarakat lain inginkan. 

Sejalan dengan stigma standar kecantikan, berikut ada sangkut pautnya mengenai weight stigma atau sudut pandang yang mendiskriminasikan seseorang karena berat badan atau ukurannya yang lebih. Orang-orang yang mengalami hal ini sebagian besar orang yang mengalami obesitas atau orang yang malas untuk terlalu merawat diri dengan diet.

Seperti yang disampaikan oleh Tika (nama samaran) dalam wawancaranya. Tika menjelaskan orang-orang sering menganggapnya seperti bukan wanita normal akibat dia semakin menggemuk. "Iya aku sering banget dapat ucapan tentang kenapa gemukan? Kok gak diet? kok sekarang iteman sama jerawatan juga ya." ujarnya. 

"Kadang aku tuh mikir, emang aku gak normal ya kalo gendutan? Emang kenapa kalo iteman dan jerawatan?" katanya sedikit kesal. Saat ditanya mengenai apakah hal tersebut mengganggunya atau tidak Tika menjawab, "Kadang aku cuek aja. Kadang kepikiran. Sebenernya aku tipe orang yang bodoamat sama sekitarku, tapi kalau sudah terlalu sering dengar lama-lama kesal juga." 

Ketika ditanya mengenai apa tanggapan dan sebaiknya dia lakukan ketika hal tersebut dia alami lagi, Tika menjawab, "Kalo aku sih selalu bilang ke mereka kalau aku lagi proses diet, karena kemarin memang sakit. Aku juga punya badan yang tipenya gak gampang kurus jadi harus extra diet dan olahraga." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun