Yang paling menyakitkan adalah ketika anak-anak ini disebut sebagai anak pembawa sial atau anak sebagi buah dosa dari orang tuanya. Mungkin saja yang semacam ini dapat semakin mengganggu kesehatan psikis mereka. Namun, ada juga masyarakat yang sudah mampu menerima dengan baik anak-anak berkebutuhan khusus ini dan diberi kesempatan untuk mencicipi pendidikan serta kesempatan untuk berkembang lainnya sehingga mereka dapat memiliki hak yang sama dengan anak normal lainnya.
Jadi, berdasarkan banyak pandangan tersebut, bisa dibilang bahwa problematika atau permasalahan bagi anak-anak berkebutuhan khusus tidak hanya terdapat pada masalah individunya saja seperti fisik dan psikisnya, dimana sebenarnya mereka masih memerlukan bantuan dari orang lain. Dan pandangan serta reaksi negatif dari masyarakat sekitarnya juga dapat menjadi salah satu masalah tersendiri bagi mereka yang secara tidak langsung semakin memperlambat perkembangan mereka.
Mungkin banyak yang tidak menyadari, dibalik keterbatasan mereka itu pasti terdapat kemampuan yang sebenarnya bisa diolah menjadi kelebihan mereka. Mungkin sebagai buktinya, banyak sekali masyarakat baik yang memberdayakan mereka seperti membuka industri perumahan dengan orang-orang berkebutuhan khusus sebagai pekerjanya. Kebanyakan juga yang melibatkan kemampuan kreativitas mereka seperti membuat kerajinan, dll.
Untuk itu, tidak seharusnya masyarakat meremehkan anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Dan juga, sebagai orang tua maupun pendidik sudah seharusnya kita menanankan semangat pada anak-anak ini untuk menunjukkan kelebihan yang mereka miliki melalui sebuah karya. Mari kita lihat, jika di suatu tempat industri memperkerjakan orang-orang ini di dalamnya, kita sebagai konsumen, tidak hanya menikmati produk atau jasa mereka, melainkan kita juga bisa berkomunikasi dengan orang-orang berkebutuhan khusus yang bekerja di baliknya. Hal ini juga dapat melatih mereka menjadi lebih percaya diri terhadap kemampuannya serta meningkatkan kemampuan sosialnya.
Namun, tentu ada juga perusahaan atau suatu lapangan kerja yang masih belum siap memperkerjakan mereka sebagai tenaga kerja di dalamnya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh ketakutan pemilik lapangan kerja akan reaksi dan stigma masyarakat terhadap tenaga kerjanya. Mereka akan menganggap ornag-ornag berkebutuhan khusus ini tidak dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik, sehingga hasil kerjanya pun menjadi meragukan.
Nah, kembali lagi untuk memunculkan semangat anak-anak ini dalam menunjukkan kemampuan mereka dibutuhkan perawatan yang khusus. Sudah seharusnya, orang tua, tenaga pendidik, dan guru mengajarkan mereka dengan hati yang ikhlas dan tidak diliputi keterpaksaan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menanamkan pola pikir pada setiap orang tua agar tetap bersyukur, menerima dan mengakui serta memperlakukan anak-anak berkebutuhan khusus selayaknya anak-anak biasa lainnya.
Kita sudah tahu bahwa setiap anak terlahir dengan keunikan, kelebihan, serta keunikannya sendiri-sendiri, maka jangan jadikan kekurangan atau keunikan tersebut sebagai batu hambatan yang menghalangi anak untuk mendapatkan pendidikan dan mempelajari norma-norma sosial yang berlaku di kalangan masyarakat lainnya.
Tentu memerlukan kesabaran dan metode yang berbeda untuk mengasuh anak-anak berkebutuhan khusus ini. Meskipun susah, bukan berarti tidak bisa dilakukan dengan baik. Insyaallah dengan bermodalkan keikhlasan, tidak akan terasa berat untuk menjalaninya. Ada seorang psikolog yang mengatakan bahwa jika masih ada orang tua yang merawat anak mereka yang berkebutuhan khusus dengan berberat hati dan belum bisa menerima kondisi anaknya yang memiliki keterbatasan, maka penolakan tersebut akan berbuah ketidak-ikhlasan dalam mengasuh dan akan membuat standar yang sulit bagi si anaknya sendiri.
Kemudian, jika suatu sekolah juga turut serta dalam menjalankan tugasnya dengan baik dengan mengajarkan hal-hal baru yang dapat meningkatkan kemampuan anak-anak berkebutuhan khusus ini, seperti misalnya dengan adanya pendidikan difabel atau pendidikan inklusi. Diharapkan, dengan adanya sistem pendidikan yang seperti itu dapat membantu untuk mengubah paradigma dan strereotip masyarakat mengenai anak-anak berkebutuhan khusus.
Serta mengubah mindset mereka bahwa anak-anak berkelainan ini bukan sekadar merupakan anak yang terbelakang dari segi fisik maupun mentalnya, dan berbeda dengan anak-anak normal lainnya, serta harus dihindari. Yaitu dengan mengadakan pendidikan inklusi atau dengan membangunsebuah sekolah inklusi agar anak-anak ini bisa mendapatkan hak mereka untuk mengenyam bangku pendidikan selayaknya anak lain pada umumnya. Dan ingatlah, bahwa anka-anak ini juga merupakan bagian dari masyarakat.
