Mohon tunggu...
Fathi Bawazier
Fathi Bawazier Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

6 Jam Pertama di Singapore

12 Juni 2018   14:29 Diperbarui: 13 Juni 2018   10:44 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana jika manajer restoran melaporkan kasus ini ke polisi dengan dalih bahwa aku tidak mau membayar makanan dan berpura-pura hilang dompet ? Aku merasa sendiri, memang pada kenyataannya aku sedang sendirian di tengah hiruk pikuk suasana malam di Little India, di Singapura. Sekali lagi kutarik nafas panjang, ketengadahkan wajah ke langit. Kupejamkan mata, "ya Allah, ya Robbi ...please help me .......,"

Doa harus selalu diiringi dengan ikhtiar, setelah berdoa aku berfikir keras untuk dapat membayar tagihan restoran.  Alhamdulillah, dapat ide. Kutelepon partner bisnisku, Dandan via whatsapp dan meminta untuk segera mengirimku uang via jasa western union.

Sang manajer awalnya agak enggan mengizinkanku pergi, namun setelah dia menelepon pemilik restoran , akhirnya mengizinkanku pergi dan memberi petunjuk arah menuju western union terdekat.

"I'll be back" , aku berusaha untuk menambah keyakinan sang manajer bahwa aku akan kembali.  Terlihat samar dari jauh Kantor Western Union tersebut telah tutup, namun tetap kuhampiri kantor tersebut sampai berdiri tepat di depannya  dan memastikan bahwa kantor tersebut telah tutup. Dengan lunglai aku kembali ke restoran.

Manajer restoran masih berdiri di depan restoran ketika aku kembali. Dia menatapku penuh tanya dan aku hanya menggeleng lesu. 

"Tutup....," 

"Akupun tadi ragu, karena sudah hampir pukul 10 malam," balasnya

"Tadi boss melihat rekaman cctv yang ada di teras dan dia tidak melihat hal-hal yang mencurigakan ketika kamu datang, jadi kemungkinan besar dompet bapak tidak hilang disini," tambahnya lagi. 

Kembali kuhempaskan tubuh  di kursi tunggu, kutarik nafas dalam-dalam seperti ingin menghirup tenaga untuk berfikir, apa lagi yang dapat kulakuan.  Sebenarnya ada Ramlan sahabat karibku di Singapura ini, namun dia sedang berada di Australia.  Tapi tak ada salahnya kutelepon, barangkali dia ada ide, pikirku  

"Halo Fathi, sudah sampaikah di singapura ?" tanya Ramlan dari seberang telepon

"Alamak, teruk sangat Fathi ?," Ramlan terdengar kaget sekali ketika mendengar kabar burukku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun