Lorong-lorong sunyi yang dilalui
Tertawa terbahak ditemaram
Tersenyum tersipu dalam kelam
Tergugu, entah apa yang ditangisi
Tembok, aku berbisik pada kokoh tembok
Brrr, dingin sekali dirimu kudekap
Tak baik jadi tempat meratap
Akan kisah kusut berkelok-kelok
Aku tinggalkan lorong, tembok, dalam pandang sepi
Mungkin mereka saksi mati
Akan kelana anak bumi
Terantuk terjal, jalan penuh onak duri
Sepuluh jari bersatu dalam satu kepalan
Tak rebah walau angin berubah haluan
Tak ada kata "henti' di perjalanan
Bukankah itu hakikat seorang insan?
FS, 18 November 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI