Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tanah Rantau

3 April 2020   06:40 Diperbarui: 3 April 2020   06:59 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: visualheritageblog.blogspot.com

Hari besar datang
Tanah rantau ditinggalkan
Mudik ke kampung halaman
Bertemu orang-orang tersayang

Hari biasa
Kampung halaman dilupakan
Melarikan diri mencari penghidupan
Mereka bisa

Di antara ke duanya
Transisi kangen menyelimuti
Mawar-mawar bersemi
Melati berbunga dan tersusun rapi dalam kenduri

Suatu ketika
Mereka melambai
Meminta disapa
Dalam sebuah acara

Pesta kembang api
Pesta muda mudi
Pesta setelah terbenam peti mati
Tanah rantau tak lagi bersemi

Kini, tanah rantau seperti kota mati
Semua ingin berlari
Kembali ke tanah asal buru-buru
Hujan emas ditinggal, hujan batu dirindu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun