Mohon tunggu...
Elfadea Satiti
Elfadea Satiti Mohon Tunggu... Lainnya - Matematika

Random

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penerapan Stoikisme pada Covid 19

31 Desember 2020   12:33 Diperbarui: 31 Desember 2020   16:55 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik Data Kumulatif Covid-19 dan Suspect Aktif

Pada tahun 108 SM di Athena, Zeno menemukan ilmu filsafat stoikisme atau stoa. Stoikisme berasal dari bahasa yunani yaitu Stokos yang memiliki arti beranda. Mazhab stoikisme memiliki ajaran yang beragam dan luas yakni dari lohika (yang terbagi dalam dialektika dan retorika), fisika monism dan etika (yang memuat teologi dan politik). Stoikisme mengajarkan kita untuk hidup bebas dari emosi negatif (sedih, marah, cemburu, curiga, dll), mendapatkan hidup yang tentram, hidup dengan kebijaksanaan (bijak dalam mengambil keputusan), bersikap dewasa dan tabah jika mengalami kesulitan. Dalam stoikisme terdapat dua hal dalam kehidapan yakni hal yang tidak dapat dikendalikan dan hal yang dapat dikendalikan. Fokuslah pada hal yang dapat dikendalikan dengan begitu akal dan pikiran kita tetap terjaga, tidak terpancing hal negatif. Jika fokus ke hal yang tidak dapat dikendalikan, kita cenderung berpikiran negatif seperti marah, depresi, mood turun, gelisah, dll.

Contohnya model SIR pada penyebaran Covid-19 di DIY yang diteliti oleh Kusumo et al [1]. Menurut Kusumo et al [1], hasil dari penyelesaian model SIR digunakan untuk memperkirakan penyebaran Covid-19 yang akan menurun secara signifikan pada bulan Agustus 2020. Namun, faktanya jumlah kasus postif Covid-19 di DIY pada 19 agustus 2020 sebanyak 1090 dan masih terus mengalami peningkatan hingga 28 Desember 2020 sebanyak  11320. Kasus Covid-19 di DIY tersebut selaras dengan stoikisme, yakni terdapat beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan dan terdapat beberapa hal yang dapat dikendalikan.  Hal yang tidak dapat dikendalikan misalnya tingkat kebutuhan sesorang terhadap sesuatu. Hal tersebut tidak dapat dibatasi, misalnya kebutuhan si A dengan B berbeda, tidak bisa disamaratakan. Si A mempunyai usaha tempat makan di DIY dan si B bekerja sebagai karyawan perusahaan di DIY. Untuk menghadapi situasi Covid-19, perusahaan memungkinkan karyawannya untuk melakukan kerja dari rumah (work from home) sehingga si B masih dapat bekerja dan mendapatkan gaji sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Namun, si A yang seorang wirausaha tempat makan tidak memungkinkan untuk merumahkan karyawannya (work from home), karena tanpa karyawannya tempat makan tersebut tidak dapat berjalan dengan optimal dan jika tetap merumahkan karyawannya (work from home) maka warung tersebut akan tutup, pemilik tempat makan akan kehilangan pekerjaannya dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Kedua hal tersebut akan sulit dikendalikan, akan tetapi kita masih bisa memikirkan solusi untuk beberapa hal yang dapat dikendalikan.

Penyebaran Covid-19 dapat diatasi dengan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. 3M merupakan solusi dari kasus Covid-19 yang berupa hal-hal yang dapat dikendalikan. Si A dapat menerapkan 3M di usaha tempat makannya, menyediakan temoat cuci tangan dan mengatur tata letak meja-kursi agar berjarak (physical distancing), sedangkan si B dapat menerapkan 3M saat keluar rumah, di tempat kerja/umum, dan segala aktivitas yang menimbulkan kerumunan (bertemu banyak orang, minimal 2 orang). Daerah DIY juga melakukan solusi terhadap pencegahan penyebaran Covid-19 yaitu penutupan fasilitas umum. Kusumo et al [1] menambahkan beberapa solusi. Pertama, aturan pembatasan social atau karantina wilayah (jika diperlukan). Kedua, perlunya pendataan terkait kapasitas dan fasilitas kesehatan di DIY. Ketiga, pendataan OTG berdasarkan tracing masyarakat dengan PDP dan pasien positif, melakukan pemantauan secara melekat terhadap pasien ODP dengan kombinasi media digital dan media social. Selain itu, diperlukan diperlukan data yang akurat agar model SIR yang diteliti Kusumo et al [1] semakin merepresentasikan kejadian yang sesungguhnya.

Daftar Pustaka

  • Kusumo, F. A., N. Susyanto, I. Endrayanto dan A. Meliala, Model Berbasis SIR dalam Prediksi Awal Penyebaran Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jurnal Matematika Thales (JMT),  02-01 (2020).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun