KEDUDUKAN NEGARA PANCASILA
01. Muhammadiyah memandang NKRI sebagai Negara Pancasila yang lahir 17 Agustus 1945, Â berlandaskan falsafah luhur dan sejalan dengan ajaran Islam.
02. Esensi Pancasila selaras dengan Islam: mengesakan Allah, menjunjung kemanusiaan, menjaga persatuan, bermusyawarah dengan bijak, serta menegakkan keadilan sosial bagi semua.
03. Negara Pancasila yang berjiwa, berpikir, dan bercita-cita luhur sebagaimana Pembukaan UUD 1945, Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.
NEGARA PANCASILA SEBAGAI DARUL AHDI WA SYAHADAH
- Beriman dan bertaqwa (QS Al-A'raf:96).
- Beribadah dan memakmurkannya (QS Adz-Dzariyat: 56; Hud:61).
- Menjalankan fungsi kekhalifahan dan tidak membuat kerusakan di dalamnya (QS Al-Baqarah: 11,30).
- Memiliki relasi hubungan dengan Allah (habluminallah) dan dengan sesama (habluminannas) yang harmonis (QS Ali Imran:112).
- Mengembangkan pergaulan antar komponen bangsa.
CONTOH PENERAPAN
1. Muhammadiyah membangun sekolah dan universitas untuk mencerdaskan bangsa (kesaksian nyata).
2. Aktif dalam diplomasi kemanusiaan di palestina dan Rohingya (kesaksian global).
3. Konsisten mendukung NKRI berdasarkan pancasila (wujud penerimaan atas perjanjian nasional).
Pemateri 2: kompol Leo Nisya Sagita, S.I.K
"PERAN MAHASISWA DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI DAN UPAYA BELA NEGARA DI ERA SEKARANG"
- Peran Sterategis Mahasiswa dalam Upaya Bela Negara di Era Post-Truth
 Menjawab tantangan disinformasi dan memperkuat ketahanan bangsa melalui generasi penerus yang cerdas dan berintegritas.
- Era Post-Truth: Ancaman Baru Bela NegaraÂ
Informasi hoaks dan sisinformasi menyebar dengan cepat di era digital,memicu perpecahan sosial dan menurunkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia. 39% Mahasiswa terpapar paham radikal menurut penelitian Lemhannas RI 2024. Tantangan utama: bagaimana mahasiswa menyaring informasi dan menjaga integritas bangsa di tengah arus informasi yang tidak jelas kebenarannya.
Agen Perubahan dan Penjaga Nilai Bangsa
- Agent of Change