Mohon tunggu...
Farijal
Farijal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bukan siapa-siapa.

Kadang nulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hari Ayah yang Terlambat

8 Desember 2021   11:33 Diperbarui: 11 Juli 2022   12:43 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat Bapak mengucapkan kalimat itu, saya hanya termenung dan perlahan air mata menetes. Saat di dalam kamar mandi, ledakan air mata itu benar-benar tumpah.

Hari Ayah kemarin, tidak ada hal yang istimewa bagi saya. Semua hari adalah sama saja. Sama-sama untuk saling mengingat dan mengasihi. Tulisan ini ditulis, karena tiba-tiba teringat beberapa kenangan yang terpencar dari ingatan. 

Melihat Bapak penjual tape, saya teringat dengan Bapak saya di rumah. Diluar sana, banyak orang sangat mencintai Bapaknya. 

Tetapi, dia ingat, anak yang dulunya sering ditimang kini bukan lagi anak kecil. Sehingga, dia hanya menyembunyikan kasih sayangnya dengan bertanya kabar dan berkirim doa. Lalu meneteskan air mata ketika sepi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun