Pada saat Bapak mengucapkan kalimat itu, saya hanya termenung dan perlahan air mata menetes. Saat di dalam kamar mandi, ledakan air mata itu benar-benar tumpah.
Hari Ayah kemarin, tidak ada hal yang istimewa bagi saya. Semua hari adalah sama saja. Sama-sama untuk saling mengingat dan mengasihi. Tulisan ini ditulis, karena tiba-tiba teringat beberapa kenangan yang terpencar dari ingatan.Â
Melihat Bapak penjual tape, saya teringat dengan Bapak saya di rumah. Diluar sana, banyak orang sangat mencintai Bapaknya.Â
Tetapi, dia ingat, anak yang dulunya sering ditimang kini bukan lagi anak kecil. Sehingga, dia hanya menyembunyikan kasih sayangnya dengan bertanya kabar dan berkirim doa. Lalu meneteskan air mata ketika sepi.Â