Mohon tunggu...
Farid Sudrajat
Farid Sudrajat Mohon Tunggu... Media Rakyat

Arogansi kekuasaan harus menjadi lebih egaliter

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kepemimpinan Ali Maulana Menjadi Legacy Di Jakarta Utara

10 Mei 2025   06:00 Diperbarui: 10 Mei 2025   01:08 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ali Maulana Hakim (kiri) bersama Farid Sudrajat, Ketua GPII Jakarta Raya (kanan). Foto: Dokumen Pribadi

Oleh Farid Sudrajat -- Ketua GPII Jakarta

Tak mudah menemukan pemimpin yang tidak hanya hadir untuk menjabat, tetapi benar-benar mengakar dalam hati masyarakat. Ali Maulana Hakim adalah salah satunya. Kepemimpinannya sebagai Wali Kota Jakarta Utara telah meninggalkan jejak yang dalam, bukan sekadar proyek fisik, tapi warisan nilai, adab, dan pendekatan humanis yang kini dirasakan luas oleh warga.

Di tengah tantangan urbanisasi, banjir, dan kepadatan penduduk, Ali Maulana mampu hadir dengan pendekatan kolaboratif dan solutif. Ia bukan tipe pemimpin yang hanya bekerja di balik meja. Kerap terlihat turun langsung ke lapangan, menyapa warga, mendengar keluhan mereka, dan hadir di saat masyarakat membutuhkan. Penataan kawasan pesisir, penguatan UMKM, hingga pengelolaan ruang terbuka hijau menjadi bukti bahwa Jakarta Utara bisa maju tanpa meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan.


Namun, yang paling mengesankan dari sosok Ali Maulana adalah konsistensinya dalam menyampaikan pesan-pesan keislaman yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis Nabi. Dalam berbagai pidato dan forum publik, beliau selalu menekankan pentingnya akhlak mulia, adab dalam bermasyarakat, serta sikap rendah hati dalam memimpin dan melayani. Ia meyakini bahwa inti dari kepemimpinan adalah amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

Tak jarang, Ali Maulana juga mengajak masyarakat baik anak muda maupun orang tua untuk kembali mencintai Al-Qur'an, bukan hanya sebagai bacaan, tetapi sebagai pedoman hidup. Ia mendorong agar kegiatan mengaji dan tadabbur Al-Qur'an menjadi budaya harian, bukan sekadar tradisi seremonial.Menurutnya, perubahan sosial tidak bisa dilepaskan dari penguatan spiritual dan nilai-nilai tauhid.

Sebagai Ketua GPII Jakarta Raya, saya melihat Ali Maulana bukan sekadar birokrat, tapi pemimpin dengan visi kebangsaan dan jiwa dakwah. Ia memberi ruang bagi generasi muda untuk terlibat dalam proses pembangunan, membuka komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi pemuda dan keagamaan.

Legacy Ali Maulana bukan semata soal pencapaian program, tapi tentang bagaimana menghadirkan kepemimpinan yang membangun harapan dan menanamkan nilai Islam secara nyata. Ia mengajarkan bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang mengabdi tanpa pamrih, yang mampu membangun kepercayaan, dan menanamkan optimisme di tengah masyarakat.

Meski masa jabatannya sebagai Walikota Jakarta utara telah usai, jejak Ali Maulana tetap hidup dalam benak warga Jakarta Utara. Warisannya menjadi standar baru bagi kepemimpinan yang berpihak pada rakyat, berakar pada nilai agama, dan berlandaskan akhlakul karimah. Dan bagi kami, para pemuda, ia telah memberikan teladan bahwa memimpin adalah soal keberanian untuk hadir, mendengar, dan bertindak---dengan hati yang terpaut pada Al-Qur'an dan sunnah Nabi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun