Mohon tunggu...
Farida Eka Putri
Farida Eka Putri Mohon Tunggu... Psikolog - Cerita dari ruang praktik psikolog klinis.

Clinical Psychologist, Graphologist, and Learners. Menulis saja dulu, suatu saat pasti berguna. Email: faridaekap@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ikut Konseling Pranikah, Apa Untungnya?

11 Oktober 2020   12:18 Diperbarui: 11 Oktober 2020   18:16 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konseling pranikah | Foto oleh Polina Zimmerman dari Pexels

Membuat saya semakin berpikir, penting sekali kegiatan konseling pranikah diikuti oleh pasangan calon suami-istri. Mungkin di antara pembaca masih ada yang berpikir bahwa yang penting menikah siap dari segi usia dan sang calon suami sudah memiliki pendapatan. Lagi-lagi siap pada aspek tersebut saja belum cukup tanpa persiapan yang matang dari sisi psikologis.

Melihat pengalaman peserta yang datang tanpa pasangan padahal program konseling pranikah dari pemerintah gratis, dibenak saya jadi muncul banyak pertanyaan mengapa pasangan menghindari konseling pranikah? Apakah mereka sangat sibuk dengan pekerjannya? Mengapa tidak memprioritaskan program ini yang ilmunya dapat bermanfaat seumur hidup rumah tangga mereka?.

Mengutip dari artikel Psychology Today, Meyers (2011) seorang clinical psychologist dan juga pakar dalam bidang konselor pernikahan berpendapat bahwa hal ini berkaitan dengan rasa takut.

Pada dasarnya banyak pria dan wanita takut bahwa berbicara secara terbuka tentang masalah yang dialami dengan konselor akan menyebabkan lebih banyak mendatangkan perdebatan dan akhirnya hubungan menjadi kandas apabila pasangannya mengetahui di awal sebelum menikah.

Namun, saya sendiri sebagai psikolog klinis dan juga peserta konseling pranikah dapat mengatakan bahwa pemikiran tersebut keliru!. Bagi sebagian orang awalnya mungkin menakutkan dan merasa aneh untuk melampiaskan amarah, frustrasi, dan kebencian Anda yang terpendam. 

Akan tetapi, pelepasan emosi-emosi negatif ini apabila dilakukan dalam konteks yang terstruktur dan bimbingan dari konselor yang memang ahli di bidangnya, justru dapat membuat Anda dan pasangan mampu melewati serta merasa lega.

Semakin memahami pasangan dan berusaha mengelola permasalahan bersama. Anda dan pasangan semakin merasa jatuh cinta berkali-kali dengan orang yang sama. Anda yakin bahwa kalian mampu menjadi tim terhebat, saling support untuk menghadapi tantangan-tantangan hidup berikutnya.

Jangan ragu mengikuti konseling pranikah ya lovebirds, semoga langgeng!.

Daftar Referensi:

  • Harway, M. (2005). Handbook of Couples Therapy, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
  • Nasional Tempo (diunduh pada tanggal 7 Oktober 2020)
  • Psychology Today (diunduh pada tanggal 7 Oktober 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun