Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rozengain Island, Pulau Hatta dalam Kenangan

17 Maret 2021   19:00 Diperbarui: 29 Mei 2021   15:38 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lagu Nenek Moyangku, ciptaan Ibu Sud. Sumber : kids.web.id

Siapa yang pernah dan masih ingat lagu anak-anak karangan Ibu Sud?

"Nenek moyang ku s'orang pelaut
Gemar mengarung luas samudra
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa"

Neira di tahun 1810. Sumber : amusingplanet.com
Neira di tahun 1810. Sumber : amusingplanet.com

Sekitar 45 tahun kemudian... saya membuktikan sendiri, bahwa lirik lagu itu benar adanya...

Menyambung tulisan saya mengenai perjalanan ke Kepulauan Banda, khususnya Neira, di hari pertama tiba di Neira, kami langsung menuju ke dermaga kecil yang dipenuhi banyak perahu tempel motor untuk berlayar ke berbagai pulau-pulau kecil di Laut Banda yang terkenal dengan palung-palung lautnya yang sangat dalam. Sekali lagi... sebagai orang yang bertumbuh di kota metropolitan, situasi dan kondisi alam tidak banyak diketahui pun dialami karena ziboek dengan mall ke mall hahahaha...

Dermaga kecil di Neira untuk menuju ke pulau-pulau kecil di Laut Banda. Sumber : koleksi pribadi
Dermaga kecil di Neira untuk menuju ke pulau-pulau kecil di Laut Banda. Sumber : koleksi pribadi

Namun rasa ingin tahu dan jiwa eksplorasi sesuatu yang baru dan tentunya yang positif menjadi motor penggerak kami menuju Pulau Hatta, dinamakan demikian sebagai penghormatan untuk Bapak Proklamator Bung Hatta yang pernah diasingkan di Pulau Banda.

Suatu pagi, Bung Hatta pergi ke pantai, beliau melihat perahu dan memanggil nya lalu masuk ke dalam perahu dan pergi ke Pulau Rozengian, lalu menginjak pantai nya, tidak lama kemudian berlayar balik kembali ke Neira , dan dinamakanlah pulau Rozengian itu dengan nama Pulau Hatta. Cerita itu dituturkan oleh Oma Emi Salma Baadilla yg sekarang menunggu dan memelihara bekas Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira, Kepulauan Maluku.

Dermaga kecil di Neira untuk menunggu perahu motor tempel Johnson menuju ke Pulau Hatta
Dermaga kecil di Neira untuk menunggu perahu motor tempel Johnson menuju ke Pulau Hatta

Dari dermaga kecil di Neira sekitar pukul 09.00 pagi, kami mulai berlayar dengan perahu motor tempel sewaan (dimiliki pemilik penginapan, saat itu sewanya Rp. 400.000,- PP), penduduk setempat menamainya perahu ting2 (perahu fiber Johnson) menuju ke Pulau Hatta. Perjalanan mengarungi Laut Banda selama sekitar 1 jam membelah ombak setinggi 1,5-2 meter. Ngeri2 sedap. Berasa banget untuk bergantung hanya kepada kuasa TUHAN untuk selamat dan kami pun berdoaaaaa sepanjang pelayaran dan merasa laaaaamaaaa sekali tiba di tujuan karena sejauh mata memandang hanya lautttt..... lauuut... sementara kami berada di perahu kecil sekali... rasanya keciiiil di tengah alam ciptaan TUHAN dan memang kita manusia adalah debu tanah yang sangat keciiiil tapi TUHAN Maha Besar yang membuat kita berharga di mataNYA. Amin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun