Mohon tunggu...
Farhah nuha
Farhah nuha Mohon Tunggu... Guru - pasti bisa berkarya

memilih tanpa penyesalan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hipertensi atau Sugesti?

24 Februari 2020   17:13 Diperbarui: 24 Februari 2020   17:29 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di zaman milenial ini, penyakit berbahaya kian mengintai. Banyak diantaranya, tidak mengenal usia. Tak pandang tua atau muda. Penyakit marak terjadi. Salah satu nya adalah hipertensi. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi ini adalah pembunuh nomor 3 berdasarkan riset. Setelah jantung dan penyakit kanker.

Saya tidak akan mengangkat berdasarkan opini orang lain. Melainkan berdasarkan pengalaman saya pribadi. Saya adalah penderita darah tinggi akut di usia muda. Yakni 18 tahun. Pertama kali saya di deteksi mengalami darah tinggi atau hipertensi ini adalah saat saya menginjak kelas 2 smp atau 14 tahun saat itu tensi saya 140/100. Yang saya rasakan adalah pusing yang luar biasa, bahkan pada salah satu kasus saya. Saya pernah  sampai pingsan bahkan.

Dokter menyatakan untuk usia remaja seperti saya normal nya adalah 120/90.  Tahun demi tahun kondisi tekanan saya tidak pernah menyentuh angka normal. 2 bulan lalu saya harus nyaris di opname karena tekanan darah saya yang sampai 195/167

Dokter bahkan sampai angkat tangan dengan obat yang harus saya konsumsi. Karena semuanya tidak berpengaruh sama sekali. Bahkan dokter resmi memfonis saya terkena efek darah tinggi yaitu gangguan pada jantung. saya berfikir apa yang membuat tekanan darah seorang remaja berusia 18 tahun sampai nyaris ber-tensi 200?

Dokter pernah menyatakan bahwa hipertensi itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan faktor gen/ keturunan. Namun bisa disimpulkan. Kita meniru gaya hidup orang tua kita. Jadi apabila suatu kasus anak nya menderita hipertensi pasti ibu/bapaknya ikut tersalahkan.
Saya padahal sudah menjauhi berbagai macam faktor pemicu naiknya tekanan darah seperti:

Tidak mengkonsumsi makanan dengan kadar garam berlebih
Tidak mengkonsumsi makanan berminyak contohnya; gorengan
Menghindari makan jeroan seperti usus, hati, paru
Tidak mengkonsumsi daun singkong
Rajin berolahraga
Tidur teratur
Tidak bergadang
Menghindari tidur siang

Menurut saya, semuanya ada pada diri kita. Saya melakukan reset dalam diri saya. Saya dalam keadaan normal. Tidak habis berjalan jauh atau habis makan makanan yang dilarang dokter. Tetapi setiap saya melihat tensian (alat ukur tekanan darah) saya selalu berfikiran tidak akan ada perubahan. Dan tensi saya 187/140.

Saya duduk, menarik nafas dan rilex. Memikrkan hal positif. Bahwa saya bisa sembuh. Setelahnya saya tensi dan ukuran tensi saya adalah 163/120 memang sedikit turun nya tetapi bila saya lakukan itu akan memperbaiki kondisi saya.

Tuhan tidak menciptakan penyakit tanpa obatnya. Tetap semangat dan tetap pertahankan gaya hidup sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun