Pemerintah juga bisa membangun Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) yang ramah lingkungan, serta menggunakan biofilter atau enzim pengurai untuk mempercepat pembusukan tanpa menimbulkan bau. (Solusi ini dapat berkelanjutan dan ramah lingkungan karena IPST dapat memproses sampah terpadu dan bisa menurunkan dampak terhadap lingkungan)
Mempercepat waktu angkut
Upaya lain yang bisa dilakukan adalah mempercepat waktu angkut dari TPS ke TPA agar sampah tidak terlalu lama menumpuk dan membusuk di lingkungan pemukiman. Pengolahan air lindi dari sampah juga perlu dioptimalkan agar tidak menyebabkan pencemaran dan bau menyengat.(Solusi ini dapat berkelanjutan dan ramah lingkungan karena mempercepat waktu angkut sampah mencegah penumpukan dan pembusukan di pemukiman, sehingga mengurangi pencemaran, bau, dan gangguan kesehatan, serta menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.)
Dari beberapa solusi bau sampah di TPST Bantargebang, kita dapat: mengurangi bau, polusi, meningkatkan kualitas udara, serta menjaga kesehatan masyarakat sekitar. Selain itu juga, dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Dalam hal ini menyelesaikan masalah bau sampah juga mendorong kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Masalah bau sampah di TPST Bantar Gebang merupakan isu serius yang berdampak langsung terhadap kesehatan dan kenyamanan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, dengan menerapkan solusi-solusi tersebut. Untuk masa depan, sangat penting bagi semua pihak—baik pemerintah maupun masyarakat—untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dalam pengelolaan limbah agar TPST Bantar Gebang dapat dikelola secara lebih efisien dan tidak lagi menimbulkan bau sampah yang menyengat bagi lingkungan sekitar.
Referensi:Â
https://waste4change.com/blog/ketahui-fakta-tentang-tpst-bantar-gebang/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tempat_pengolahan_sampah_terpadu_Bantargebang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI