Mohon tunggu...
Fanny F. Putri
Fanny F. Putri Mohon Tunggu... Administrasi - stay at home mom, writer, translator

a lifelong learner in the school of life

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kunci Keberhasilan Pengembangan Wisata Danau Toba Ada di Kolaborasi

23 September 2021   15:42 Diperbarui: 23 September 2021   15:43 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Danau Toba dari Bukit Holbung (dok. Facebook Dinas Pariwisata Kab. Samosir)

Dikarenakan banyaknya pihak yang terkait dengan proyek ini, maka diperlukan intervensi pemerintah pusat dengan membentuk sekretariat tim pengembangan wisata Danau Toba. Surat ketetapan tim ini harus menunjuk nama (bukan jabatan) dari berbagai pihak yang keahliannya dibutuhkan, dengan masa kontrak multiyears dan fee yang pantas. Tim akan bekerja berdasarkan road map (peta jalan) yang ditetapkan untuk periode tertentu, misalnya lima tahun. Road map tersebut menggambarkan kondisi eksisting, penetapan secara rinci target tahunan, rencana anggaran, dan penanggung jawab setiap tugas, serta bagaimana kondisi akhir yang diharapkan. Tim juga perlu melakukan evaluasi berkala dan hendaknya ada fleksibilitas anggaran apabila diperlukan. Dengan demikian, capaian proyek ini dapat diukur dengan tepat sasaran.

Revitalisasi Objek Wisata menjadi pusat industri/ekonomi kreatif

Objek Wisata Budaya Sigale-gale di Desa Tomok yang sudah cukup terkenal bisa 'disulap' menjadi pusat industri/ekonomi kreatif. Selain menjadi tempat pertunjukan tari legendaris tor tor sigale gale, tempat ini bisa juga dibangun menjadi tempat pelatihan atau coaching clinic pembuatan dan pemanfaatan ulos, membuat ukiran, belajar menari, belajar digital marketing, cara produksi yang ramah lingkungan, dan lain-lain. Programnya bisa benchmark ke pusat industri kreatif yang sudah ada seperti Bali Creative Industry Center, atau kalau mau mencontoh negara lain bisa belajar dari TCDC Thailand dan HKDC Hongkong. Tempat-tempat tersebut intinya bertujuan untuk menciptakan ekosistem kreatif.

Bangun tourist attraction center yang bikin 'ketagihan' 

Tidak semua wisatawan perlu sesuatu yang unik. Ada juga kok tipe turis mainstream, yang sukanya jalan-jalan untuk belanja oleh-oleh makanan atau suvenir khas daerah tersebut. Ambil contoh Pasar Chatuchak di Bangkok atau Queen Victoria Market di Melbourne. Nah, kalau Toba bisa membuat yang seperti itu, dijamin wisatawan betah dan ingin balik lagi.

Sebagai penutup dari saya, pemerintah juga bisa mengkondisikan pengadaan kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, exhibition) dalam negeri melalui kampanye "MICE di Indonesia Aja". Seingat saya, hal ini pernah dilakukan untuk memulihkan ekonomi Kota Yogyakarta setelah bencana letusan Gunung Merapi 2010 silam. Saat itu para ASN diinstruksikan untuk memindahkan berbagai kegiatan yang biasanya diadakan di Jakarta atau Bali, ke Yogya. Hal yang sama bisa dijalankan di kawasan Danau Toba, sehingga kawasan ini tetap bisa hidup walaupun bukan musim liburan.

Kalau visinya sudah sama antara pemerintah dan masyarakat, maka kesuksesan pengembangan wisata Danau Toba sudah di depan mata. Horas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun