Mohon tunggu...
Fanni Carmila
Fanni Carmila Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumahtanga. Mantan wartawan. Wiraswasta. Hobi mengarang

Asyik kalau bisa berkomunikasi dengan orang yang punya hobi sama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gaun Malam buat Nona Liu

2 Februari 2024   13:53 Diperbarui: 10 Februari 2024   21:23 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaun mewah(Shutterstock via kompas.com)

Pagi itu ia datang ke tempatku membawa sepotong bahan kasmir. Setahuku kain itu berasal dari Mongolia. Tenunannya sangat halus dan lembut. Hanya bisa dibeli kalangan pejabat tinggi yang sering bepergian ke berbagafi daerah untuk kunjungan kerja.

Nona Liu mengaku kain itu diberikan oleh seorang adipati yang baru saja melakukan kunjungan ke pedalaman Cina mengawal junjungannya. Lelaki itu sudah lama tergila-gila kepadanya.

Menuruti saranku nona Liu akan menjadikannya sebagai penutup gaun yang mudah ia padankan dengan beragam gaun pesta berleher rendah yang dia miliki. Warnanya Rose Wood, hasil proses pencelupan menggunakan getah kayu dan bunga tanaman berkualitas tinggi.

Ia hampir beranjak tatkala nyonya besar keluarga Wang menyusup masuk ke kedai jahitku diiringi dayangnya sambil membopong setumpuk kain. Terselip diantaranya sebuah bahan kasmir yang sama seperti milik nona Liu, dengan corak warna berbeda.

Sekilas ia melirik kain yang kusampirkan di sebuah manekin. Spontan emosinya meledak.

Dengan keji ia menuding nona Liu sambil melontarkan makian yang kasar.

"Dasar perempuan jalang. Dari mana kau mendapatkan kain itu?"

Nona Liu bukanlah wanita sembarangan yang mudah ditindas. Ia sudah malang melintang didalam kehidupan malam kota Shanghai yang ganas dengan beragam karakter manusianya. Dari preman kroco hingga pejabat tinggi.

Dengan tenang ia tersenyum sambil menjentikkan jarinya. Menghadapi wanita tengah baya bertubuh mirip bantalan bakcang tersebut.

"Tentu saja dari langganan setiaku, nyonya besar Wang."

Nada bicaranya santai, penuh rasa percaya diri. Membuat lawannya lepas kendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun