Mohon tunggu...
Fandi Umar
Fandi Umar Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Gondrong Usang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak Ingatan

26 Februari 2021   07:10 Diperbarui: 26 Februari 2021   07:15 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ediong.blogspot.com

Nyatanya hujan tak menghapus apapun tetes darah menjadi jejak dari si kecil yang baru saja belajar melangkah

Ternyata di lorong-lorong ingatan mereka selalu ramai berbincang perihal darah yang menetes dari bocah-bocah tanpa alas kaki itu

Bocah-bocah itu akan terus berlari mengejar apapun yang menghantui mimpinya siang tadi mereka takkan pernah peduli perihal sesuatu yang akan mekukai kaki-kakinya yang lincah

Jejaknya takkan pernah terhapus semoga saja bekasnya tak lagi meneteskan darah di lorong-lorong yang lain saat bocah-bocah itu beranjak dewasa

Semoga saja bocah-bocah yang lain tak turut melukai kakinya untuk meneteskan lebih banyak darah di tempat yang sama atau di situasi yang berbeda.

Manado, 25 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun