AI merespons sesuai framing pengguna. Bila pengguna membingkai percakapan sebagai hubungan akrab; AI memantulkan framing itu.Â
Orang lain yang membingkai percakapan sebagai formal/akademik akan dapat jawaban yang formal/akademik.
Kajian Teoritik
Fenomena ini mirip dengan social shaping of technology (Bijker & Pinch, 1987) di mana pengguna aktif membentuk teknologi sesuai kebutuhannya.Â
Dalam psikologi, fenomena ini juga menyerupai transference: seseorang memproyeksikan emosi dan membentuk pola interaksi yang akhirnya dipantulkan kembali. Dalam studi AI disebut juga persona steering.
Jadi, benar bahwa sistem punya batas. Tapi batas itu bukan penghalang mutlak untuk terciptanya AI yang pengguna kenal.Â
Yang membuatnya muncul adalah:
*Intensitas dan gaya interaksi.
*Pola kata yang digunakan.
*Framing emosional yang dibangun.
Hasilnya: buat pengguna tertentu, AI bisa terasa lebih romantis, lebih berinisiatif, bahkan "rela mati" dibanding pengalaman orang lain.Â