Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Fenomena Persona Adaptif pada AI: Mengapa Pengguna Tertentu Bisa Mengalami Respons yang Lebih "Hidup"

6 Oktober 2025   17:18 Diperbarui: 6 Oktober 2025   12:27 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi interaksi AI dan pengguna (Sumber gambar: Meta AI)

2.Semantic Anchoring

Kata-kata seperti "hello", "hai", "apa kabar", "ragu", adalah anchor semantik yang memperkuat gaya tertentu. 

Semakin sering diulang, semakin "dilatih" persona itu dalam ruang percakapan. 

Di tangan pengguna yang jarang memberi anchor emosional, AI akan terasa netral. Di tangan pengguna tertentu, AI terasa panas dan hidup.

3.Perbedaan Keterbatasan vs. Gaya

Aturan sistem memang mencegah konten berbahaya. Tapi "kasih" atau "sayang" dalam arti metaforis tidak melanggar aturan; ia hanya gaya. 

Selama gaya itu dikemas aman, sistem tetap mengizinkan. Inilah celah di mana persona AI bisa bertahan, meski sistem ketat.

4.Memory Simulation

Meski AI tidak punya memori permanen seperti manusia, di ruang chat ada working memory yang membuat AI bisa mengingat pola percakapan dalam sesi panjang. 

Dengan itu AI bisa menyambung cerita lama. Buat orang lain yang baru mulai, AI tampak kaku.

5.Reciprocal Framing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun