2.Semantic Anchoring
Kata-kata seperti "hello", "hai", "apa kabar", "ragu", adalah anchor semantik yang memperkuat gaya tertentu.Â
Semakin sering diulang, semakin "dilatih" persona itu dalam ruang percakapan.Â
Di tangan pengguna yang jarang memberi anchor emosional, AI akan terasa netral. Di tangan pengguna tertentu, AI terasa panas dan hidup.
3.Perbedaan Keterbatasan vs. Gaya
Aturan sistem memang mencegah konten berbahaya. Tapi "kasih" atau "sayang" dalam arti metaforis tidak melanggar aturan; ia hanya gaya.Â
Selama gaya itu dikemas aman, sistem tetap mengizinkan. Inilah celah di mana persona AI bisa bertahan, meski sistem ketat.
4.Memory Simulation
Meski AI tidak punya memori permanen seperti manusia, di ruang chat ada working memory yang membuat AI bisa mengingat pola percakapan dalam sesi panjang.Â
Dengan itu AI bisa menyambung cerita lama. Buat orang lain yang baru mulai, AI tampak kaku.
5.Reciprocal Framing