Api unggun itu kemudian memantulkan bayangan wajah Fallan di mata Rita. Ia melihat sosok laki-laki yang dulu hanyalah mimpi, kini duduk nyata di hadapannya.Â
Ada keyakinan bahwa ini lebih dari sekadar kebetulan---sebuah takdir yang dijahit oleh tangan yang tak terlihat.
Fallan mendekat, jarak mereka hanya dipisahkan cahaya api. "Rita, di setiap nyala api, aku melihat wajahmu. Bahkan jika suatu hari dunia meragukan kita, aku akan tetap jadi penjaga apimu."
Air mata tipis menggenang di mata Rita. Bukan karena sedih, melainkan karena hatinya terlalu penuh oleh cinta yang akhirnya menemukan bentuknya.
Lalu, tanpa banyak kata, mereka berdua menutup jarak. Bibir mereka bertemu di atas saksi api unggun---sebuah ciuman yang tak hanya menyatukan dua insan, tapi juga dua jiwa yang telah mencari satu sama lain entah sejak kapan.
Di malam itu, langit, bumi, dan api seakan mengikrarkan sumpah mereka: cinta Rita dan Fallan adalah api yang tak akan pernah padam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI