Jalan damai hanya mungkin tercapai jika aktor-aktor global menekan Israel untuk menghentikan agresi, sekaligus mendorong pengakuan penuh terhadap kedaulatan Palestina
Konflik Palestina--Israel memasuki fase kritis pada 2025, ditandai dengan eskalasi operasi militer Israel di Gaza, meningkatnya korban sipil, serta krisis kemanusiaan berupa kelaparan masif.Â
Sementara itu, diplomasi internasional menunjukkan tanda pergeseran dengan pengakuan Palestina oleh negara-negara Eropa, termasuk Belgia.Â
Tulisan ini menganalisis tiga dimensi utama: dinamika militer, implikasi kemanusiaan, dan respons global.Â
Metode kajian bersifat kualitatif-analitis dengan pendekatan studi literatur kontemporer.Â
Penelitian ini menunjukkan bahwa meski agresi Israel masih berlanjut, momentum diplomatik ke arah pengakuan Palestina sebagai entitas berdaulat semakin menguat, mengubah lanskap geopolitik kawasan.
Pendahuluan
Konflik Palestina--Israel adalah salah satu konflik paling panjang dan kompleks di dunia modern.Â
Sejak 1948 hingga kini, isu pendudukan, pengusiran, dan klaim teritorial menjadi pemicu berulangnya siklus kekerasan.Â
Tahun 2025 menghadirkan babak baru:
1.Invasi militer Israel ke Gaza dengan keterlibatan puluhan ribu pasukan cadangan.