*Krisis Air Bersih melanda NTT dan NTB, sementara publik lebih tertarik pada drama pertemuan elite.
*Pelayanan Publik seperti pendidikan, kesehatan, dan transportasi stagnan, tetapi minim tekanan publik untuk reformasi.
Ironisnya, para pejabat lebih terpacu menyusun narasi citra daripada rencana kerja, sebab ruang publik menuntut sensasi, bukan solusi.
PSIKOLOGI KOLEKTIF DAN ALGORITMA PLATFORM
Rasa "sakau politik" ini diperkuat oleh algoritma media sosial yang mendorong keterlibatan emosional ekstrem (outrage, fanatisme, idolatri).Â
Ini mirip dengan filter bubble yang dijelaskan oleh Eli Pariser (2011): ketika publik hanya terpapar informasi yang memperkuat kepercayaan mereka sendiri, bukan memperluas wawasan kolektif.
JALAN KELUAR: ETIKA POLITIK & REHABILITASI PUBLIK
Menghadapi sakau politik, diperlukan rehabilitasi publik, yaitu:
1.Pendidikan politik substantif sejak dini: rakyat harus memahami bahwa demokrasi bukan hanya tentang memilih, tapi juga tentang mengawasi dan menuntut hasil kerja.
2.Reformasi media sosial dan media massa: menghentikan politik sensasi dan menggantinya dengan jurnalistik pembangunan.
3.Kepemimpinan yang visioner: Pemimpin harus mampu memindahkan fokus publik dari konflik ke kinerja.