ANALISIS KRITIS: PENYIMPANGAN DEMOKRASI
Fenomena ini menandakan pergeseran demokrasi dari democratic substance menuju democratic spectacle---sebagaimana dikemukakan oleh Guy Debord dalam bukunya The Society of the Spectacle (1967).Â
Demokrasi tidak lagi menjadi forum deliberatif untuk menyelesaikan persoalan rakyat, tetapi berubah menjadi pertunjukan sinetron elit yang menggiring rakyat menjadi penonton pasif yang gaduh.
Habermas (1981) menyebut bahwa ketika ruang publik dikuasai oleh strategic action (manipulasi opini demi kekuasaan), maka communicative action (diskusi publik yang rasional dan etis) akan lumpuh.
Akibatnya:
*Kebijakan publik kehilangan legitimasi moral.
*Birokrasi terbelah mengikuti kutub kekuasaan.
*Media menjadi alat perang narasi, bukan edukasi kebijakan.
KORBAN UTAMA: PEMBANGUNAN SUBSTANSIAL
Saat rakyat sibuk bertengkar soal figur, negara kehilangan fokus pada sektor-sektor vital:
*BUMN seperti Garuda, PLN, dan Krakatau Steel sedang merugi, tapi minim sorotan.