Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

New World

Evolusi Ancaman Siber 2025 dan Strategi Perlindungan Pengguna Digital

5 Juni 2025   13:14 Diperbarui: 5 Juni 2025   13:14 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ancaman siber (Sumber gambar: Meta AI)

Keamanan digital 2025 tidak lagi cukup hanya dengan antivirus. Kesadaran, logika, dan skeptisisme sehat adalah antivirus mental yang lebih ampuh

Tahun 2025 menandai lonjakan signifikan dalam kecanggihan serangan siber. 

Teknik lama seperti phising melalui APK bajakan kini telah berevolusi ke metode yang lebih halus dan sulit dideteksi: manipulasi suara (voice cloning), malware tersembunyi dalam email asing, hingga jebakan tautan dalam pesan teks atau aplikasi perpesanan seperti WhatsApp. 

Artikel ini membahas modus-modus tersebut, kerentanannya, serta strategi perlindungan efektif dari perspektif keamanan digital dan psikologi pengguna.

Transformasi Ancaman Siber

Dengan meningkatnya ketergantungan masyarakat pada teknologi digital, ancaman siber pun mengalami transformasi. 

Jika sebelumnya penipuan digital identik dengan APK jebakan, kini penyerang memanfaatkan celah baru yang lebih licik dan mengandalkan psikologi pengguna. 

Masyarakat perlu edukasi untuk mengenali ancaman ini, termasuk memahami bagaimana rasa ingin tahu, panik, atau empati dapat dimanipulasi untuk keuntungan penyerang.

Evolusi Teknik Serangan Siber

A. Social Engineering dan Voice Cloning

* Menggunakan panggilan dari nomor tak dikenal atau luar negeri.

* Suara korban direkam (bahkan dari panggilan pendek), untuk kemudian ditiru menggunakan AI dan digunakan untuk memancing informasi dari keluarga/teman.

B. Malware via Email Asing

* Email dari pengirim tidak dikenal dengan subjek penting atau mendesak.

* Disertai tautan atau lampiran dengan script tersembunyi yang otomatis mengunduh malware saat dibuka.

C. Smishing dan Link Berbahaya di WhatsApp/SMS

* Pesan singkat mengatasnamakan kurir, bank, atau e-commerce.

* Tautan yang tampak meyakinkan tapi membawa pengguna ke situs peniru (phishing) atau langsung menanamkan malware berbasis browser.

D. Tanda Aneh dalam Grup WhatsApp

Adanya ikon telpon/video call yang muncul tanpa sebab atau konferensi tiba-tiba, bisa jadi sinyal ada celah keamanan terbuka, walau belum tentu bukti pasti peretasan.

Strategi Perlindungan Digital

Ancaman

Strategi Perlindungan

Email asing mencurigakan

Jangan dibuka. Tandai sebagai spam. Jangan unduh lampirannya.

SMS/WA berisi link atau promo

Blokir. Jangan klik. Laporkan ke operator atau Kominfo.

Telpon dari nomor asing tak dikenal

Jangan dijawab. Biarkan masuk voicemail. Jangan menghubungi balik.

Voice cloning

Waspadai permintaan via suara. Gunakan sandi rahasia keluarga.

Malware tersembunyi

Aktifkan antivirus. Jangan pakai Wi-Fi publik sembarangan.

Perspektif Teknologi dan Psikologi: Siapa yang Paling Rentan?

* Orang tua dan anak-anak: Minim pengetahuan digital.

* Masyarakat urban cepat panik: Mudah dikibuli dengan ancaman "rekening dibekukan".

* Pengguna emosional: Seperti korban asmara palsu (romance scam), lebih mudah lengah.

Penting bagi pengguna untuk:

* Rutin memperbarui perangkat.

* Meningkatkan literasi digital.

* Menjaga kerahasiaan informasi pribadi.

Keamanan digital 2025 tidak lagi cukup hanya dengan antivirus. Kesadaran, logika, dan skeptisisme sehat adalah antivirus mental yang lebih ampuh.

Referensi

- Kaspersky Lab. (2025). Global Cybersecurity Threat Report Q1 2025. Moscow: Kaspersky Research Division.

- Norton, S. (2025). Social Engineering and AI Voice Cloning: New Frontiers in Digital Fraud. CyberLaw Journal, 37(2), 142--158.

- Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). (2024). Pedoman Keamanan Digital untuk Masyarakat Umum. Jakarta: BSSN Press.

- Microsoft Threat Intelligence Center. (2025). Email Malware Tactics and User Behavior. Redmond, WA: Microsoft Whitepaper Series.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun