Kita salah besar.
Kita melihat evolusi sebagai upaya untuk mengurangi hal-hal yang esensial. Misalnya, jari kelingking kita semakin pendek dan mungkin sebentar lagi kita hanya memiliki empat jari. Kita berteori bahwa evolusi adalah suatu proses yang membuang hal-hal yang tidak perlu.
Evolusi berarti menyederhanakan, pikir kita.
Pesawat-pesawat dengan duri dan tombak berkilauan turun menembus awan di seluruh dunia tampak berbeda satu sama lain. Satu-satunya karakteristik yang mereka miliki adalah bahwa mereka sungguh rumit.
Salah satu pesawat yang merupakan rangkaian dua ratus dua puluh dua cincin yang saling bertautan dan berputar. Sebuah pesawat dengan jutaan antena tipis yang berdenyut dan melambai, mendarat seperti bulu babi yang genit, menyeimbangkan diri pada serat yang tidak lebih lebar dari sehelai rambut. Kubah setengah tak kasat mata yang mustahil, origami neon yang bersinar. Pesawat-pesawat yang terdiri dari cahaya gagap melayang turun dari langit. Persawat yang terbuat dari eangka tulang yang diberi warna, pesawat yang terbuat dari segala jenis logam, dan pesawat yang terbuat dari daging tambal sulam berkibar menuju bumi.
Salah satu pesawat tampak seperti sehelai sutra kusut sepanjang dua puluh dua kilometer dililit arus aliran udara semakin dekat ke tanah. Yang lain memiliki ribuan asteroid yang mengorbit dan saling berkejaran seakan bercanda.
Karena tidak ada rudal yang terbang dan stasiun berita menunjukkan kapal-kapal tersebut mendarat di seluruh dunia tanpa melepaskan tembakan, aku hanya bisa berasumsi bahwa mereka telah mengatur hal ini dengan pemerintah kita, atau seluruh militer di planet ini telah membeku dalam ketakutan seperti manusia gua yang berhdapan dengan harimau gigi pedang.
Mobius dodecahedra cermin mendarat di tanah di stadion sepakbola dekat rumahku di Banda Aceh. Jaraknya hanya beberapa ratus meter, jadi aku berjalan ke sana untuk melihat apa yang bisa kulihat. Jika ini adalah akhir dunia, Aku ingin menjadi penonton di kursi paling depan. Ada sekitar lima puluh orang yang berpikiran sama di dalam stadion dekat pesawat itu.
Pesawat itu bersinar dan berkilau di bawah sinar matahari seperti bola disko yang bermutasi. Kepalaku sakit ketika aku mencoba mencari tahu bentuknya yang sebenarnya mustahil. Salah satu panel kapal hancur menjadi awan kupu-kupu logam dan alien berlari di depan kami.
Apa yang aku asumsikan adalah kepalanya tampak seperti lampu gantung ruang tamu yang penuh hiasan. Dia bergerak cepat, beriak pada jutaan kaki kecil. Tampaknya tidak ada dua kaki yang memiliki jumlah jari kaki atau sendi yang sama. Lengannya sangat banyak, sehingga awalnya aku salah mengira itu bulu. Masing-masing lengan berakhir dengan sesuatu yang tampak seperti alat khusus untuk bekerja. Punggungnya dipenuhi tanduk yang menderu lembut.