Corona, corona, pergilah.Â
Ini benar-benar menyiksa.
Corona, corona, enyahlah.Â
Bencana non alam ini sungguh membuat kita tersungkur dipaksa harus karantina.
Corona, corona, pergilah.Â
Bumiku sembuhlah, Kehidupan kita benar-benar berubah.
Untuk segala, memohon ampunlah.
Untuk segala, kita memohon padanya.
Corona, corona, cukup sudah. Bumiku kini sunyi, aktivitas diskusi kami sepi, selera baca dan humor kami kering, tanpa pendamping bicara.
Banyak problem akar rumput kini terbengkalai, buruh-buruh dirumahkan, pedagang diberhentikan, pasar-pasar di tutup.
petani, nelayan, ketakutan. Panik bukan main.
Mahasiswa, siswa diliburkan, dan wajib lapor jika pulang kampung, perbatasan wilayah ditutup, jarak perasaan benar-benar diuji, pemerintah sakit kepala, rakyat menuntut gerak cepat.
Orang kaya, si miskin menanti belas kasih, sebutir nasi.Â
Orang kaya, si miskin memohon, sedikit empati. Setetes air untuk di minum.
Cukup, cukup....
Corona, mamposlah!!!
Â