Mohon tunggu...
MUHAMMAD FAKHRUDINZUKHRI
MUHAMMAD FAKHRUDINZUKHRI Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mahasiswa ITS Kembangkan Teknologi Air Purifier Mikroalga di Kampung Ikan Asap Sidoarjo

16 April 2025   20:45 Diperbarui: 16 April 2025   20:48 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Aither Bersama Warga Setempat Berkolaborasi Dalam Penerapan Alat untuk Mengatasi Polusi Udara(Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Sidoarjo -- Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan teknologi inovatif berupa Air Purifier berbasis mikroalga yang terintegrasi dengan sel surya (photovoltaic cell). Teknologi ini dirancang untuk mengatasi masalah polusi udara yang berdampak pada kesehatan pekerja di Kampung Ikan Asap Desa Penatarsewu, Sidoarjo.

Proyek ini melibatkan lima mahasiswa ITS, yaitu Riva Rizkiana Ramadhani (Teknik Fisika), Alvin Haque Rohman (Teknik Elektro Otomasi), Muhammad Fakhrudin Zukhri (Teknik Kimia Industri), Agus Faturakhman (Biologi), dan Wildan Nadzif Mudhofi (Teknik Elektro) di bawah bimbingan Dr. Afan Hamzah, S.T. Dosen pendamping dari ITS. Proyek ini mendapat dukungan anggaran dari program INNOVILLAGE PT Telkom Indonesia bersama Universitas Telkom.

Proyek ini sejalan dengan tujuan global yang tercantum dalam SDGs (Sustainable Development Goals), yaitu Aksi Iklim (SDG 13) dan Kesehatan dan Kesejahteraan (SDG 3), memberikan dampak positif pada komunitas yang terlibat dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan survei langsung di lapangan, Kepala Desa Penatarsewu mengungkapkan bahwa masyarakat pengasap rutin melakukan pemeriksaan kesehatan setiap bulan akibat paparan asap berlebih. Menanggapi kondisi tersebut, tim Aither mengembangkan alat pemurni udara yang memanfaatkan mikroalga dalam tabung tertutup untuk menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen. 

Dengan kemampuan menyerap karbon setara tiga pohon mangrove dalam ruangan, alat ini tidak mengganggu proses produksi dan menjaga konsistensi kualitas hasil asap ikan. Teknologi ini juga memungkinkan tiga kelompok pengasap menggunakan alat secara bergantian selama sembilan jam dengan dukungan energi surya.

Kolaborasi mahasiswa lintas disiplin bersama dosen ahli dari bidang teknologi rekayasa kimia turut mendukung keberhasilan program.  Bioteknologi mikroalga yang digunakan juga dikembangkan di Laboratorium Akuakultur Biologi ITS.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun