Mohon tunggu...
Fakhriyatunnisa
Fakhriyatunnisa Mohon Tunggu... Arsitek - .

Jangan lupa sebarkan energi positif hari ini!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alih

23 November 2018   21:07 Diperbarui: 25 November 2018   06:45 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sinar itu kian meredup

Membuatnya semakin menjauh

Lalu berkelana mencari titik terang.

Ketika ia menemukannya,

Ia tak lagi kembali

Sinar redup itu dibiarkannya lenyap

Ya, telah habis masanya.

Ia lupa

Bahwa kala itu, sinar yang kini redup pernah meneranginya tanpa ragu tuk mengeluarkan semua sinar yang ia miliki.

Ya, tak ada satupun sinar yang tersembunyi.

Apa kabar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun