Mohon tunggu...
Muhammad Fakhriansyah
Muhammad Fakhriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Jakarta

Muhammad Fakhriansyah adalah mahasiswa semester akhir di program studi Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Jakarta. Sejak Februari 2021 menjadi kontributor tetap Tirto.ID. Tulisannya berfokus pada sejarah kesehatan Indonesia dan sejarah politik internasional. Penulis dapat dihubungi melalui: fakhriansyahmuhammad27@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pendekatan Sains dan Spiritual dalam Usaha Kampanye Kesehatan Masyarakat

25 Agustus 2020   12:48 Diperbarui: 14 Desember 2020   15:24 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Digital Collection Universitas Leiden, sekitar 1910)

Penelitian lain yang mengungkapkan penggunaan pendekatan ini ialah penelitian Imas Emalia dalam disertasinya "Derajat Kesehatan Masyarakat Pribumi di Kota Cirebon, 1906-1940: Modernisasi Kota dan Kesehatan" (2019). Imas menuliskan bahwa cara hidup bersih dan sehat pada masyarakat pribumi Kota Cirebon tidak terlepas dari praktik kehidupan yang diajarkan dan dilakukan oleh para kyai dan sultan. Para kyai dan sultan yang menerapkan hidup bersih dan sehat diikuti juga oleh masyarakat sehingga kemudian menyebar luas dan menjadi sebuah kebiasaan.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, kementerian kesehatan turut menggunakan pendekatan sepert ini dalam mengkampanyekan kesehatan masyarakat. 

Kala itu, Indonesia dilanda berbagai dinamika politik yang ada hingga tahun 1949. Atas timbulnya dinamika tersebut, Indonesia dihadapkan tantangan besar, yakni membangun kembali bangsa termasuk membangun kesehatan. 

Pembangunan kesehatan dipandang perlu untuk membangun citra negara yang kuat dan bebas penyakit. Salah satu titik perhatian pembangunan kesehatan pada pascakolonial khususnya era orde lama adalah gagasan Leimena yang kemudian disebut sebagai Bandung Plan. 

Menurut buku Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia: Jilid 2 (1980), dalam menjalankan berbagai usaha pembangunan kesehatan, menteri kesehatan dr Lie Kiat Teng (1953-1955) membentuk Badan Pertimbangan Khusus pada 1954 yang membantu pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakan kesehatan. 

Salah satu usaha yang dilaksanakan badan ini antara lain melalui pendekatan agama, sehingga masyarakat, khususnya yang beragama Islam, tidak meragukan kebijakan kementrian Kesehatan. Badan yang dipimpin oleh dr. Ahmad Ramali ini melakukan pendekatan melalui ayat suci Al Quran sehingga berhasil menyadarkan masyarakat. 

Untuk menjalankan misi pemerintah di bidang kesehatan kepada masyarakat yang beragama Islam, maka terjalin kerjasama antara kementrian kesehatan dan kementrian agama. 

Hingga akhirnya, pada tahun 1954, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 53140 terbentuklah "Majelis dan Syara" yang terdiri dari ahli-ahli di bidang kesehatan dan pemuka agama.

Terakhir, melalui tulisan ini perlu diingat bahwa pengenalan budaya barat, khususnya sains kedokteran modern, tidak bisa mengesampingkan budaya masyarakat pribumi yang telah ada dan kepercayaan yang dianut masyarakat.  

Dengan menggunakan dasar agama ditambah dengan penjelasan kesehatan, kampanye kesehatan bisa lebih efektif. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bahwasanya pada masyarakat tradisional memang hal yang mudah "disentuh" untuk bisa diterima -termasuk kesehatan modern- jika berkenaan dengan hal-hal yang menyangkut sistem kepercayaan. Dengan demikian, kedua hal tersebut dapat bersinergi untuk meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat.

Referensi dan bahan bacaan lebih lanjut:

  • Gani Achmad Jaelani. (2017). "Islam dan Persoalan Higiene di Hindia-Belanda". Jurnal Sejarah, Vol 1(1): 82-104
  • Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1980). Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia: Jilid 2. Jakarta: Departemen Kesehatan.
  • Emalia, Imas. (2019). "Derajat Kesehatan Masyarakat Pribumi di Kota Cirebon. 1906-1940: Modernisasi Kota dan Kesehatan". Disertasi: Universitas Indonesia.
  • Farley, John. (2004). To Cast Out Disease: A History of the International Health Division of the Rockefeller Foundation (1913-1951). Oxford: Oxford University Press.
  • Neelakantan, Vivek. (2019). Memelihara Jiwa-Raga Bangsa: Ilmu Pengetahuan, Kesehatan Masyarakat dan Pembangunan Indonesia di Era Soekarno. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun