Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Dusun Mayat Jati

27 Desember 2020   10:04 Diperbarui: 30 Desember 2020   18:40 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi rumah di hutan. (sumber: pixabay.com/henryleester)

Kemudian ditanggapi oleh Pak Umam "Karena teramat kaya, si Jati pelit menolong dan peduli," 

Ujar Pak Umam lagi, "Anak kedua ku pernah sakit parah dan butuh biaya untuk dibawa dan dirawat di rumah sakit di kota, aku mendatangi Jati untuk pinjam uang namun jawabnya "Yang sakit kan anakmu, bukan anakku."

"Kita sebagai buruh pabrik kayu jati, benar-benar bernasib buruk, mentang-mentang bos, Jati memperlakukan kita semena-mena," ucap Pak Irfan, yang menyambung cerita Pak Umam. 

"Mungkin, itulah hukuman setimpal untuk kelakuan Jati ketika masih hidup," sungut Pak Rozak.  

Beberapa hari kemudian pohon-pohon jati yang ada di Dusun Jati bertumbangan terkena angin puting beliung dan tanah yang menyelimuti kuburan Jati beterbangan.

Sedangkan, rumah megah orang-orang kaya, berpekarangan luas dan berpintu jati bercat emas itu disapu banjir bandang. Dua peristiwa alam yang aneh.   

Penduduk Dusun Jati yang selamat dari peristiwa angin puting beliung dan banjir bandang meninggalkan Dusun itu dan membuat dusun baru yang diberi nama Dusun Kelapa. Bertanam kelapa, memproduksi kelapa menjadi mata pencaharian pokok.

Dusun Jati yang tak berpenghuni itu, oleh orang-orang disebut dengan Dusun Mayat Jati. Kayu-kayu jati tak lagi tumbuh, tak ada lagi bunyi mesin senso yang memotong pohon jati, suara teriak para pekerja jati dan perusahaan meubel jati.

JR
Curup
27 Desember 2020
[Ditulis untuk Kompasiana.com]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun