.....
menghibur lelaki kumuh
yang pura-pura lupa kemiskinan
Bacalah puisi di bawah ini tentang bagaimana Rendra melukiskan wajah kaum miskin bergubuk reot, wajah nelayan miskin muram,
Dengan latar belakang gubuk-gubuk karton
aku terkenang akan wajahmu
di atas debu kemiskinan
aku berdiri menghadapmu
Usaplah wajahku, Widuri
Dan puisi penutup dari Rendra yang terkenal "Sajak Sebatang Lisong" yang menelanjangi kebobrokan penguasa Orde Baru dan kaki tangannya bernama aparat desa, militer yang sembunyi dibalik "era Pembangunan tinggal landas," dan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita I sampai V).Â
Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala merekaMatahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papantulis-papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.Menghisap udara
yang disemprot deodorant,
aku melihat sarjana-sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya;
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiun.Dan di langit;
para tekhnokrat berkata :
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!