Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tentang Puisi Sosial WS Rendra

20 April 2019   18:50 Diperbarui: 21 April 2019   01:21 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah Amerika Serikat di tahun 1954 mengundang Rendra untuk menghadiri seminar tentang kesusastraan di Universitas Harvard selama 2 bulan dan Rendra berkeliling Amerika Serikat untuk mengenal lebih dekat kehidupan kesusastraan di Amerika Serikat.

Sepulangnya dari Amerika Serikat Rendra di tahun 1961 mendirikan kelompok teater di Yogyakarta. Tapi di tahun 1964 ia mendapat beasiswa lagi dari American Academy of Dramatical Art (AADA) untuk belajar drama dan seni. Keberangkatannya ke Amerika Serikat yang kedua kali ini membuat kegiatan teaternya di Yogyakarta terhenti.

Pendidikan di AADA diselesaikan Rendra tahun 1967. Tahun 1968 sepulang dari Amerika Serikat Rendra mendirikan Bengkel Teater yang kemudian menjadi sangat terkenal di Indonesia karena memberi warna dan suasana baru dalam kehidupan teater bukan hanya di Yogyakrta tapi juga di Indonesia. Pementasan Teater Bengkel Rendra yang dipentaskan bak Broadway di Amerika Serikat yang megah riah dengan kostum, tata panggung dan improvisasi lakon. 

(Illustrated by goodreads.com)
(Illustrated by goodreads.com)
Olah Kesadaran dari Mas Janadi

Lain di sekolah lain pula di rumah metode dan pendidikan yang diperoleh dan ditempuh Rendra. Di rumah Rendra diasuh dan dididik oleh seorang kerabat karib yang disebutnya Mas Janadi. Rendra diajari 3 olah kesadaran yaitu "kesadaran pancaindra", "kesadaran pikiran" dan "kesadaran naluri."

Secara detail Rendra menjelaskan bagaimana cara-cara Mas Janadi menempa ketiga "olah kesadaran" tersebut. "Saya diajari meraba-raba sebatang besi, kayu dan pentungan karet, serta cara membedakan sifat benda-benda tersebut melalui indra perasa tangan. Melalui indra perabaan, saya juga dilatih menghayati pasir, tanah liat, abu, kerikil, permukaan kaca, berbagai daun, lantai, tembok, dan sebagainya. Seterusnya saya juga diajari menghayati lingkungan melalui pendengaran, penciuman, pengecapan, dan penglihatan." (Ibid,429)

Saling mengisi dan melengkapinya pendidikan di sekolah dan pendidikan di rumah membuat jiwa kesenimanan Rendra yang bertumbuh wujud dalam puisi yang menghargai pentingnya realis dan mengkritisinya juga dengan puisi jika kenyatan riilnya keadaan sosial masyarakat pincang, ditindas penguasa dan rakyat sengsara.

(Illustrated by goodreads.com)
(Illustrated by goodreads.com)
Puisi Sosial Rendra
"Puisi" adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Sedangkan kata "sosial" di sini merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesi versi web yaitu berkenaan dengan masyarakat. Dan Rendra adalah seorang penyair dan sastrawan penting dan ternama Indonesia era modern. Rendra banyak melahirkan karya puisi, naskah drama, dan cerpen. 

Diantara puisi Rendra yaitu Sajak Sebatang Lisong, Bersatulah Pelacur-Pelacur Jakarta, Khotbah, Catatan 1967, Nyanyian Adinda kepada Saija, Empat Kumpulan Sajak dan Kesaksian Mastodon-Mastodon. Pementasan teater diantara yang dimainkan Bib Bob Rambate Rate Rata, SEKDA, Selamatan Anak Cucu Sulaiman, Barzanji. Di masa Orde Baru pementasan teater dan baca puisi Rendra dicekal karena dianggap menyinggung penguasa ketika itu. Harga dari sebuah perlawanan kata-kata yang menggugat keotoriteran penguasa di berbagai bidang kehidupan masyarakat.  

Berkat tangan dingin Rendra sejumlah tokoh teater Indonesia modern lahir seperti Arifin C. Noer dan Putu Wijaya. Di tahun 1970 Rendra masuk agama Islam (muallaf) dan setelahnya bersama Setiawan Djodi, Iwan Fals, Jockie Suryoprajogo dan Sawung Jabo, Rendra pernah membuat pementasan terbesar yang diberi nama Kantata Takwa. Ia pun ikut terlibat aktif untuk membuat lirik-lirik lagu Kantata Takwa yang penuh dakwah kritik sosial. 

Rendra juga pembaca puisi yang memukau penonton. Ia pernah baca puisi di depan publik di Newyork, Belanda, Jepang, Jerman, Australia dengan gaya Burung Meraknya itu. Pernah di luar negeri setelah baca puisi Rendra dipeluk oleh Pablo Neruda-sastrawan ternama dunia-karena saking terpukaunya pada gaya Burung Merak itu kala baca puisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun