Mohon tunggu...
Fajrial Rizqi Amanda
Fajrial Rizqi Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta Penerima Beasiswa 1000 Da'i Bamuis BNI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentram: Ketenangan yang Didambakan Setiap Hati

15 September 2025   22:16 Diperbarui: 15 September 2025   22:16 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia pasti mendambakan hidup yang tentram. Rasa tentram bukan hanya sebatas keadaan tanpa masalah, tetapi lebih pada kondisi batin yang damai, penuh rasa syukur, dan bebas dari kegelisahan berlebih. Dalam kehidupan yang penuh tantangan ini, rasa tentram menjadi salah satu kunci kebahagiaan sejati.

Tentram seringkali diartikan sebagai kedamaian jiwa. Ketika hati tidak dipenuhi rasa iri, benci, atau kekhawatiran yang berlebihan, maka seseorang akan lebih mudah merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Jiwa yang tentram mampu menghadapi berbagai keadaan hidup, baik suka maupun duka, dengan sikap lapang dan ikhlas.

Rasa tentram juga erat kaitannya dengan hubungan sosial. Lingkungan yang harmonis, keluarga yang saling mendukung, dan pertemanan yang sehat dapat menjadi sumber ketentraman. Sebaliknya, perselisihan dan pertengkaran yang tak kunjung selesai bisa merusak ketenangan batin seseorang. Oleh karena itu, menjaga hubungan baik dengan sesama adalah salah satu cara meraih ketentraman hidup.

Selain itu, tentram tidak lepas dari bagaimana seseorang mengelola pikirannya. Pikiran yang terlalu sibuk, penuh dengan beban masa lalu dan kekhawatiran masa depan, dapat membuat hati resah. Dengan mengatur pola pikir---misalnya melalui bersyukur, berdoa, atau melatih mindfulness---kita bisa mengurangi kegelisahan dan menumbuhkan rasa damai di dalam diri.

Ketenangan batin juga sangat dipengaruhi oleh spiritualitas. Bagi banyak orang, mendekatkan diri kepada Tuhan menjadi sumber utama rasa tentram. Keyakinan bahwa segala sesuatu telah diatur dengan baik memberikan rasa aman, sehingga hati tidak mudah goyah ketika menghadapi ujian hidup. Spiritualitas yang kuat membuat seseorang lebih sabar dan ikhlas.

Tentram tidak berarti hidup tanpa masalah. Justru, orang yang tentram mampu menghadapi masalah dengan bijaksana tanpa kehilangan kendali diri. Ia sadar bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Ketentraman bukanlah hasil dari hilangnya masalah, melainkan sikap batin yang mampu berdamai dengan keadaan.

Dalam dunia modern yang serba cepat ini, banyak orang kehilangan rasa tentram karena dikejar ambisi, target, dan persaingan. Padahal, jika tidak dibarengi dengan keseimbangan batin, pencapaian materi tidak akan pernah cukup membawa kedamaian. Rasa tentram justru hadir ketika kita bisa menikmati proses, bersyukur atas pencapaian kecil, dan tidak selalu membandingkan diri dengan orang lain.

Akhirnya, tentram adalah kebutuhan setiap manusia. Ia bukan sekadar suasana hati sesaat, tetapi sebuah kondisi yang harus terus diusahakan melalui sikap hidup yang positif, hubungan sosial yang sehat, serta kedekatan spiritual. Dengan hati yang tentram, seseorang bisa menjalani hidup lebih bahagia, produktif, dan bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun