Mohon tunggu...
Fajrin Bilontalo
Fajrin Bilontalo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Roman

Nanti Saya Panggilkan Kau Rabiah Al-Adawiyah

27 Mei 2024   03:03 Diperbarui: 27 Mei 2024   03:39 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://nu.or.id/

Hari ini saya hanya ingin membagikan tulisan ini dengan sebuah curhat dari perempuan yang bekerja sebagai pemandu karaoke (LC).

Suatu malam saya duduk bersama perempuan tersebut, ia bercerita ingin sekali meninggal dunianya. Namun, perempuan itu malu karena jika nanti orang-orang akan menceritakan dan mengingatnya akan dirinya yang pernah bekerja sebagai LC. 

Sontak, saat itu tidak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun selain diam, karena saya hanya berfikir bahwa yang curhat pasti butuh pendengar bukan penasehat, di sisi lain juga saya bukan orang pandai atau mahir menasehati orang lain, apalagi sebagai motivator. Sehingga, saya membagikan kisah ini kepada teman-teman terutama kepada LC tersebut. 

Maaf saya hanya bisa membagikan kisah ini melalui tulisan, karena saya teringat akan kisah Rabiah al-Adawiyah saat LC itu curhat kepada saya malam itu.

Dan semoga saja tulisan ini bisa bermanfaat untuk kita semua, terutama saya sendiri. Sebab, apa yang terucap akan berlalu bersama angin, tapi apa yang dituliskan maka ia akan abadi. Demikian juga apa yang diingatkan akan hilang bersama lupa.


Mungkin kita sudah pernah dengar ataupun membaca sosok perempuan yang bernama Rabiah al-Adawiyah.

Dimana, Rabiah al-Adawiyah adalah perempuan yang dikenal dengan kesufiannya serta gelora cintanya kepada Tuhan.

Kisah-kisahnya mudah sekali kita temukan, baik dari di buku-buku yang menuliskan tentang spiritualitas maupun buku-buju syair romansa spiritual sampai dengan kajian-kajian teologi.

Dikisahkan, Rabiah al-Adawiyah adalah perempuan cerdas dan paham agama, bahkan pada usia yang masih belia, ia sudah menghafal Al-Qur'an, dan Rabiah juga memiliki tiga saudari.

Kedua orang tuanya meninggal saat Rabiah beranjak remaja, saat itu tanah kelahirannya (Basrah) dilanda paceklik luar biasa. Sehingga, keadaan itu memaksa Rabiah dan tiga saudarinya berpisah untuk mencari sesuatu demi mengganjal perut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun