Mohon tunggu...
Fajria Azzahra
Fajria Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi menonton drakor

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hikmah, Nasihat, dan Debat: Tiga Pilar Utama dalam Metode Dakwah

15 Maret 2025   00:52 Diperbarui: 15 Maret 2025   13:01 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Oleh: Syamsul Yakin dan Fajria Azzahra
(Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dakwah bukan sekadar menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga seni dalam memilih cara yang tepat agar pesan dapat diterima dengan baik. Dalam Islam, metode dakwah telah dijelaskan dalam QS. An-Nahl: 125, yang mencakup tiga pendekatan utama: hikmah, nasihat yang baik, dan debat yang bijak.

Pendekatan pertama adalah metode hikmah, yaitu menyampaikan dakwah dengan penuh kebijaksanaan dan mempertimbangkan kesiapan mad’u. Seorang dai harus memahami situasi dan kondisi penerima dakwah agar pesan yang disampaikan tidak terasa memberatkan atau memaksa, tetapi justru menginspirasi. Syaikh Nawawi menjelaskan bahwa hikmah adalah menyampaikan kebenaran dengan bukti yang kuat dan argumentasi yang akurat, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 269, bahwa hikmah adalah anugerah besar bagi mereka yang memilikinya.

Metode kedua adalah maw’izhah hasanah atau nasihat yang baik. Dalam metode ini, dakwah harus disampaikan dengan kelembutan dan kasih sayang, tanpa bentakan atau celaan. Sebuah nasihat yang baik mampu menyentuh hati dan menggugah kesadaran tanpa perlu paksaan. Syaikh Nawawi menegaskan bahwa nasihat yang efektif adalah yang berlandaskan pada bukti yang kuat, baik dari Al-Qur’an maupun Hadits.

Pendekatan ketiga adalah debat dengan cara terbaik (yujadiluhum billati hiya ahsan). Dalam kondisi tertentu, seorang dai perlu berdebat atau berdiskusi untuk menyampaikan kebenaran. Namun, tujuan debat dalam dakwah bukan untuk memenangkan argumen, tetapi untuk membangun kesadaran dan membuka hati lawan bicara. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa perdebatan yang baik harus dilakukan dengan lemah lembut, logis, dan sistematis, agar pesan dakwah lebih mudah diterima.

Dakwah yang baik bukan hanya tentang apa yang disampaikan, tetapi juga bagaimana cara menyampaikannya. Dengan menerapkan metode dakwah yang sesuai dengan kondisi psikologi dan sosial masyarakat, dakwah akan menjadi lebih efektif, menyentuh hati, dan membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun