Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Buruh - Penyair Paruh Waktu

Jangan hempaskan, tuliskan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Mana Ku Kini?

29 Juli 2023   09:59 Diperbarui: 30 Juli 2023   23:18 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam benakku, perjalanan haruslah berlanjut.
Namun kemana arah tujunya? Adakah? Entahlah.
Tidak juga dengan kompas dan peta, yang terbaca tapi tak terbaca.
Dan buku-buku itu, kini tak lagi bisa merayu.
Begitu juga kitab-kitab tua, yang terang seperti lampu kota berdebu.

Tak tertarik lagi ku pada segala hal yang mistik.
Juga pada browser, dan kawanan angka yang berjubel dalam kepala.
Semua serupa buih arak yang lerai pada kelakar tawa.
Hingga tiba diriku dalam gelap yang dalam.
Lalu terpejam dan mengigau.

Pagi ini matahari mencongkel kelopak mataku.
Ku soroti sekeliling ruang, tak ada beda sekarang dengan sebelumnya.
Hanyalah gaduh dan tanya yang terserak di mana-mana.
Sambil menghitung puntung, ku mengingat lagi serupa apa rasa arak semalam, tentulah tak sememabukan hari kemarin.

Dan kini tinggallah aku dengan jurnal puisi.
Kompas dan petanya pun entah dimana.


"Dimana ku kini?" Tanyaku pada salah satu puisi.
Dan jawab puisi,  "di lembaran sajak yang belum tuntas kau sudahi."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun