Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hartaku, Koin Seribu Bergambar Kelapa Sawit

7 Februari 2022   20:39 Diperbarui: 7 Februari 2022   20:45 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku terduduk dengan segurat rasa nyeri yang muncul.

Saat ada tekanan keras dan kasar menyemai sepanjang punggung.

Dia duduk di belakangku dengan koin seribuan bergambar kelapa sawit. 

Yang selalu dia bilang koin sakti, koin keberuntungan yang banyak bercerita

Jimat yang rutin digunakan seperti saat saat sekarang, koin yang agak misteri

Karena koin ini hanya dia yang simpan, dia sembunyikan rapat rapat bagai mas kawin


Selalu dia bilang dengan logat sok bule "top secret"

Menggambar dengan simestris kanan kiri, 

Garis garis lurus dari ujung leher sampai pangkal pantat

Dari dada, sampai aku menjerit kerit karena ngilu, oh Gusti nu Agung

Aduh Ratih tak ada lembut lembutnya macan betina ini, tapi ngeunaheun

Dia mewarnai punggung lebar ini dengan banyak keluh kesah tentang kemarin dan kapan tahu?

Dia mengomel, dia bercerita dan kita bercengkrama tentang dahulu, tentang tadi, bahkan andai andai besok atau lusa

Obrolan tentang hal hal aktual atau omong kosong dan gombalan receh yang kadang membuat telinganya memerah

Ya tak semerah punggungku tapi yakin dia pasti kesengsem dengan rayuan bulusku, toh sudah halal ini

Telah berlalu kenangan itu dua dekade, dan kini punggungku tak pernah lagi di kerik senikmat perbuatannya.

Padahal aku masih mendengar celotehnya tentang jalan jalan ke Ragunan minggu besok, dan seragam baru buat si bontot 

Telah berlalu suara suara bawel itu di telingaku, tapi rasanya dia masih berbisik, masih teriak dan masih hadir

Aku berhasil menemukan tempat persembunyiannya dalam selipan buku nikah kami tertanda tahun 1965

Hay Ratih aku sudah temukan koin ini, kemana saja kamu dua puluh tahun ini, aku rindu.

bosan aku datang ke tempatmu tiap jumat pagi, membawa sepucuk rindu yang kutaman depan rumah

Hay Ratih aku taruh lagi uang koin itu di dalam buku nikah, takut aku Ratih kau pulang dan cari cari itu koin

Oya Ratih aku taruh sepucuk surat, ku tulis tangan sendiri takut takut kamu pulang dan aku yang pergi. 

Pakai amplop warna merah jambu, kutulis agar tak kau kira orang lain yang buat, ingat yang dari Suryo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun