Dahulu kala di sebuah Daratan yang misterius yang dikenal dengan nama Benua Tunggal Pangea. Hanya ada satu daratan tunggal di Bumi.
Saat hewan hewan bertingkah seperti manusia, dikenallah saat itu sebuah duo yang berisikan  dua hewan yang populer dan terkenal bersahabat sangat dekat. Dimana ada si Sapi pasti ada si Kerbau.
Mereka sudah berteman sedari kecil. Selalu mencari makan rumput bersama dan kadang kala mencari buah di hutan sebagai camilan.
Kerbau dan Sapi selalu berbagi apa saja yang dia punya tidak pelit dan sangat pengertian satu sama lain. Mereka juga tidak pernah ikut campur urusan masing masing.Â
" Hai Kerbau, tahukah kamu telaga Sampurasun sedang banyak airnya. Mari kita mandi disana yuk " Ajak Si SapiÂ
"Â Hayuk Sapi, kudengar pula dari si Kambing yang tinggal di blok belakang, disana ada penjual Rumput yang diberi saos Gochujangahun sepertinya rasanya mantul" balas Kerbau.
"Â Iya mumpung sedang perayaan tahun baru kita pergi sekarang sebelum siang agar tidak terlalu panas, di toko Tuan Jerapah juga sedang ada promo Lulur mandi Oksidasi dengan ekstrak persik" Ajak si SapiÂ
Lalu kedua karib itu pergi sambil bersenda gurau menuju tempat perayaan yang sudah muali terlihat hiruk pikuknya.
Sesampainya di hamparan Padang Rumput dekat telaga Sapi dan Kerbau datang lebih dahulu ke arena pusat perayaan untuk membeli Rumput Saus Gochujang.Â
"Nyam nyam nyam nikmat nikmat"Â ujar keduanya seraya menikmati makanan yang sedang Viral tersebut.
Mereka pun mampir ke Body shop milik Tuan Jerapah yang baru saja mengeluarkan sabun dan lulur herbal, kebetulan memang sedang ada diskon sehingga mereka membeli sekalian dengan lotion anti Aging yang mempunyai sifat menangkal radikal bebas dan asap.Â
Maklum para hewan ini menjaga badannya dengan baik karena kadang kala ada makhluk bperusak alam yang dikenal dengan nama Phitekantropus, semodel homo sapiens yang kini hidup menguasai Planet Bumi, Kebetulan makhluk kurang nalar ini sangat menyukai bakar bakar hutan yang menyebabkan polusi udara dimana mana yang membuat kulit mereka tidak sehat.
Setelah menikmati makanan dan berbelanja akhirnya Sapi dan Kerbau berjalan menuju telaga untuk minum dan sekalian mandi.
Sapi adalah gadis yang manis yang suka pakai baju jeans yang fit dengan badannya. Sedangkan Kerbau Suka pakai Kaos Oblong yang kebesaran.
Saat mandi dua sahabat ini menyimpan pakaiannya dengan rapih disamping telaga.
"Kerbau tahukah kamu jika telaga ini di berkati oleh Tuhan. Sehingga banyak bidadari kahyangan mandi Disini" kata SapiÂ
" Iya menurut si Rusa dia sering melihatnya turun saat purnama tiba memang Hewan tukang intip si Rusa ini ya." Balas Kerbau dengan mimik muka yang sebal. Ada ya makhluk kurang moral yang suka mengintip, dasar penjahat binatang ujarnya dalam hati.
" Mereka tidak takut masuk angin ya mandi kok tengah malam" Sapi dan Kerbau tertawa bersamaan.
" Mereka kan kuat kuat, kan ada obat cair yang bisa menangkal gejala masuk angin dan perut kembung, apalagi jika ditambah madu hutan yang di produksi Tau lebah Cap Hutan Jamrong, Kashiat berganda."Â Cerita lagi Kerbau
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengintai di balik bebatuan yang tertutup ilalang. Tersembunyi wajah ganas dengan air liur yang mulai menetes. Pesta katanya dalam hati.
Tanpa di duga penjahat yang sedang berkeliaran di perbatasan Negeri Herbivora yang poster wanted nya di tempel dimana mana yang disebut Harimau bin Macan sedang masuk berita di mana mana karena membantai dan memangsa hewan hewan herbivora.Â
Satu jam telah berlalu dan Si Harimau ini sudah muali bete dari tempat penyergapannya mulai mengantuk. Niatnya dia akan menyergap secara sembunyi sembunyi dan langsung menerkam salah satunya dari belakang. Atau biasa jadi makan keduanya.
Sasaran kali ini cukup untuk dia berpuasa selama seminggu. Santapan hewan herbivora makin sedikit semenjak Si Ular Sanca mulai meneror desa desa Sekitar dan bersaing dengan dia sia sia.
Sambil berkhayal dia mulai mengantuk tanpa sengaja beberapa ilalang menggapai gapai hidung dan menempel dikumisnya. Alhasil tanpa di sadari dia bersin dengan kencang. Dengan suara Auman yang bagai dentuman bom atom.
Si Sapi dan Kerbau yang baru saja membilas lurlur nya terkejut dan tanpa ba-bi-bu langsung memakai pakaiannya.
Saking kagetnya Mereka lari pontang panting ke arah yang berlawanan.
Harimau bin Macan kesal karena target yang sudah di kuncinya melarikan diri dan karena bersin nya tadi dia menjadi panik dan malah tidak memperhatikan keadaannya, setalah mereka jauh dia baru sadar buruan gagal di hantam.
Saat sadar Kerbau dan Sapi sudah lari jauh serta mereka baru saja menyadari hal lain selain mereka lari ke arah yang berlawanan, mereka pula salah mengambil baju. Karena tergesa gesa mereka tidak berfikiran jika yang dikenakan pakaian yang salah.
Sapi dengan Baju longgar yang kebesaran di ukuran badannya serta Kerbau yang memakai jeans ketat yang sangat sempit di tubuhnya.
Oalah ini baju mereka tertukar. Saat mereka ingin kembali tapi mereka takut dengan Auman yang tadi. Akhirnya memutuskan untuk pulang tapi sebelum pulang ada bencana dahsyat yang membuat benua Pangea tercerai beraiÂ
Kerbau dan Sapi berpisah dan hidup mereka pun berubah. semua hewan kembali Ke hakikatnya sebagai hewan dan Makhluk yang suka bakar Bakaran itu mulai berevolusi menjadi makhul yang makin cerdas tapi sebagian masih tidak bisa hilang sifat rakus dan serakahnya.
Sejak itu mereka parah hewan tidak bisa lagi melepas pakaiannya dan berubah menjadi kulitnya. Alhasil sekarang jika kita melihat Kerbau maka terlihat kulitnya akan Seperti pakai pakaian yang kekecilan dan Sapi dengan gelambirnya terlihat mengenakan daster.
Kisah ini hanya Fiktip belakaÂ
Jika ada kesamaan cerita itu lantaran cerita ini di ambil dari kisah yang dibaca saat SD Sasakala Munding Jeung Sapi.
Sekian dan terima kasih semoga terhibur. Salam Semangat. Dan masih banyak kisah meraik lainnya. Klik Tag Cerita Fabel ya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI