Mohon tunggu...
Fajar Bagus Permana
Fajar Bagus Permana Mohon Tunggu... Freelance, Blogger, Youtuber, Translator Indonesia English -

Salah satu benda bernyawa di kolong langit yang sedang mencoba kembali berdiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Fisika Hari Kiamat

21 November 2018   17:07 Diperbarui: 21 November 2018   17:16 2150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
200 milyar bintang dalam sebuah galaxy. Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/

Kita melihat hujan turun dari langit, benda-benda menjadi berkarat dan lapuk, orang jadi semakin tua, dan akhirnya sekarat dan mati.

Kita tidak pernah melihat gelas yang pecah menjadi "tersusun kembali" atau siapa pun yang kembali dari kematian.

Hal itu bisa terjadi hanya jika waktu berjalan mundur.

Beberapa fisikawan seperti Michael Berry, Thomas Gold, dan Steven Hawking telah berpendapat bahwa waktu dapat berjalan mundur ketika alam semesta mulai berkontraksi.

Ayat-ayat dalam Al Qur'an juga menunjukkan bahwa suatu hari alam semesta akan mulai berkontraksi dan ini akan bertepatan dengan dimulainya Hari Penghakiman (Kiamat) ketika semua kehidupan akan diciptakan kembali dengan pembalikan waktu.

"(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya." (Al-Anbiya', 104)


Dalam ayat di atas, kata "Hari" berarti Hari Penghakiman (Kiamat) dan kontraksi alam semesta, digambarkan dengan penggulungan gulungan kertas.

Saat itulah waktu dan gravitasi akan berbalik arah.

Bumi kemudian akan berubah menjadi bola berongga dengan langit berada di pusatnya.

Manusia akan bangkit dari kubur di dalam bumi yang telah berganti rupa ini dan hidup kembali.

Setiap peristiwa akan diputar lagi karena semuanya telah terekam dalam waktu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun