Tahukah kamu?
Lebih dari 50% terumbu karang dunia telah mengalami pemutihan akibat naiknya suhu air yang terus meningkat akibat perubahan iklim. Tanpa tindakan, keindahan bawah laut yang jadi rumah bagi ribuan spesies ini bisa hilang selamanya.Â
Terumbu karang dikenal sebagai hutan hujan laut karena konsentrasi keanekaragaman hayati yang tinggi yang mendukung sekitar sepertiga dari semua spesies laut dan satu miliar orang.
Sejak awal 2023 hingga kini, lebih dari 50 negara dan wilayah tercatat mengalami pemutihan terumbu karang. Suhu laut yang sangat tinggi, dipicu oleh pemanasan global serta fenomena El Nino yang memperparah kondisi, menjadi penyebab utama di balik tragedi ekologis ini. Akibat peristiwa ini, surga bawah laut dunia, Raja Ampat di Papua Indonesia terkena dampaknya.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa pemanasan laut telah mencapai tingkat di mana tidak ada lagi tempat berlindung yang aman dari pemutihan karang. Ini juga berdampak pada masyarakat lokal yang mata pencahariannya lebih banyak di terumbu karang.
Untuk meminimalisir terjadinya dampak yang besar, di harapkan masyarakat lebih memperhatikan ekosistem terumbu karang dengan baik. Caranya, bisa dengan; 1) jangan buang sampah atau sisa limbah pabrik ke laut yang nantinya akan membuat laut tercemar, 2) hindari menangkap ikan dengan cara yang salah seperti dibom, akibatnya merusak terumbu karang, dan sebagainya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI