Mohon tunggu...
Faizah
Faizah Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswi

Berusaha bukan mengeluh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerinduan yang Menenteramkan Hati

24 Mei 2019   18:50 Diperbarui: 24 Mei 2019   18:58 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rindu, setiap kali kata itu terdengar akan ada seuntai harapan untuk berjumpa dengan yang dirindu, Apakah yang dirindu juga akan merindu ? Ketika kekasih yang dirindukan datang, bagaimana perasaanmu ? Siapakah yang harus kita rindukan di zaman ini ?

Makna rindu mungkin sudah menjadi lumrah dikalangan semua orang terutama dikalangan anak remaja saat ini, sekarang rindu yang sering kali disalah maknai dan disalah tujukan sebagai bentuk curahan hati kepada sang pacar, mantan, dan para artis-astis mancanaegara yang mereka idolakan, bukan malah rindu kepada para ulama yang membawa ketentraman hati, tokoh figur pembawa ketenangan, pemberi nasehat dan perantara untuk membawa umat manusia kejalan yang lebih baik lagi. Jikalau tidak ada ulama dan orang-orang `alim lagi di dunia ini maka apa yang akan terjadi, yang ada akhir zaman yang semakin dekat.

Sebagaimna "Rasululllah Saw menyatakan salah satu tanda-tanda kiamat ialah Allah SWT mengangkat ke langi segala ilmu dengan wafatnya para ulama yang sholeh,". Dalam keterangan lain yang ditulis Ibnu Kashir lewat kitab An-Nihayah . Rasulullah menjelaskan kepada umatnya bagaimana orang-orang shaleh bisa hilang di akhir zaman. "Rasulullah dari sanad dari Masdar A-Islami bahwa Rasululah bersabda, "orang-orang shaleh akan hilang satu persatu, sehingga tinggallah orang-orang sampah seperti gandum dan kurma serta Allah SWT sama sekali tidak memperdulikan keberadaan mereka " (HR.Bukhari).  

Patut bersyuklah kita kerena sekarang walaupun zaman semakin menunjukkan eksistensinya di berbagai belahan dunia tatapi masih banyak ulama-ulama yang memberikan tausiah dan ajarannya meskipun sekarang dalam bentuk yang berbeda kerena menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Para ulama dan orang-orang `alim lainnya sekarang lebih banyak menggunakan media sosial dalam menyebarkan dakwahnya. 

Melihat perkembangan teknologi dan kecendrungan umat manusia yang sekarang dapat dikatakan tidak bisa jauh dari yang namanya ponsel atau smartphone lainnya menyebabkan ulama-ulama dan tokoh orang-orang `alim lainnya memikirkan cara agar media sosial dapat berperan sebagai media dakwah atau media syiar untuk terus menerus menuntun masyarakat agar tidak jauh dari agama Allah dan ajaran-ajaran yang telah di ajarkan dalam agama kita sendiri yaitu Islam.

Dapat dilihat yang terjadi di tahun 2019 dimana suatu momentum telah terjadi, 2019 merupakan tahun dimana semua orang ikut merasakan kerinduan yang mereka nanti-nantikan. 

Bukan kerinduan buatan atau kerinduan anak remaja zaman sekarang yang antusias terhadap seorang tokoh yang di idolakannya, yang dipuja dan di harap-harapkan kedatangannya, sosok artis yang menurut mereka adalah sosok idaman yang seakan-akan memenuhi seluruh memori otak mereka. Kali ini bukan kerinduan itu yang mereka rindukan, kerinduan akan sosok seorang ulama yang menentramkan hati dan jiwa, kerinduan kepada sang kekasih, seorang panutan bagi masyarkat sekitanya, menjadi sosok figur yang dirindukan akan kedatangannya. 

Tepat  pada hari Sabtu, 9 Maret 2019 meupakan hari dimana umat Islam khususnya masyarakat Banjarmasin melaksakan kembali Acara Haul Abah Guru Sekumpul yang ke-14, sosok seorang ulama kharismatik dan dikagumi banyak orang. Nama asli beliau Muhammad Zainal bin Abdul Ghani al-Banjari, lahir pada tanggal 11 februari 1942 (27 Muharram 1361 H) di kampung Tunggul Irang Seberang, Martapura, Kalimantan Selatan.

Momentum Haul yang ke 14 dirasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, antusias masyarakat yang membludak demi mengahadiri haul beliau yang ke 14 dan antusia para relawan bahkan banyak orang yang rela memberi makanan gratis kepada para jamaah yang hadir pada haul tersebut merupakan salah satu contoh terbesar kerinduan yang dirasakan para jamaah haul akan sosok seorang ulama yang menyejukkan hati mereka. 

Tidak dalam hal makanan saja tetapi, dalam bentuk fasilitas, tenaga, dan lain sebagainya diberikan secara gratis kepada para jamaah yang hadir diacara tersebut. Inilah salah satu rindu yang harus kita tanamkan, kerinduan akan sosok para ulama yang telah banyak meninggalkan ajaran-ajaran agama yang sangat bermanfaat bagi kita semua, ajaran yang telah menuntun kita, memberikan tuntunan dan pengetahuan kepada umat manusia akan jalan yang benar.

Ditambah lagi dimasa sekarang dimana semua orang penuh dengan hiruk pikuk politik yang semakin mencuat dengan segala perbedaan pendapat dan pemikiran, yang selalu mereka lontarkan. Menjadikan layaknya pertaruhan yang memanas dalam bentuk perdebatan dan adu mulut antara satu dengan yang lain, bahkan menimbulkan efek adu emosi yang tidak seharusnya terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun