"Iya, tapi belum sekerang. Nanti ya nek, jika urusan saya sudah selesai kita ke kampung."
"Iya, nanti jika urusanmu sudah selesai."
Setelah lama bercerita dengannya, saya memohon ijin ke beranda rumah. Di sana saya bercerita dengan teman saya yang sedari tadi menunggu. Sesaat kemudian, dia menjak saya untuk mampir ke tempat tinggal pak Asut keluarga kami dari kampung sekaligus memastikan kondisi istri beliau yang di bawah ke sini untuk bersalin.
"Wah bos besar rupanya yang datang nih." Ledek pak Asut
"Ah bapak bisa saja." Ujar saya dengan tawa.
Tanpa permintaan, dua kopi hangat langsung mendarat di meja. Memang begitulah kami, orang tua kami di kampung sejak kecil suda menanamkan adab melayani dengan baik setiap tamu yang mampir. Tak heran, setiap soan ke keluarga pastilah hidangan selalu di sajikan tanpa harus di minta.
"Bagaimana keadaan istri bapak?" Tanya saya
"Alhamdulillah baik. Sementara nunggu waktu lahiran."
"Syukurlah, memang kapan waktu lahirannya?"
"Jika lancar, Insya Allah tiga hari lagi."
"Semoga lancar dan sehat."