Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Silaturahmi

11 Oktober 2022   10:32 Diperbarui: 11 Oktober 2022   10:36 260 8
Ketika kita terlalu berkutat dengan kerja yang keras dan melelahkan pikiran maka kita butuh istirahat. Kita juga butuh rekan berbagi untuk menumpahkan seluruh resah yang berkecamba di kepala. Dengan begitu, ada energi baru yang muncul untuk keefektivan pikir. Semua itu bisa di peroleh lewat silaturahmi.

Silaturahmi itu indah. Banyak hal yang di peroleh, mulai dari ide, motivasi, nasihat dan banyak lagi. Maka rawatlah silaturahmi, dengan siapa saja. Seperti pepatah Ki Hajar Dewantara, "setiap tempat adalah sekolah, setap orang adalah guru.
                                        ***

Minggu sore ketika kesibukan tidak lagi padat, saya mengajak Dakir teman saya untuk menemani saya bertamu ke rumah nenek saya. Ajakan itu dia amininya dengan cepat, sesaat dia langsung datang menjemput saya di rumah. Dengan segerah kami langsung tancap gas menuju rumah nenek saya yang hanya berjarak 4 km dari tempat saya.

Sesampainya di rumah nenek, saya menyelaminya sembari menanyakan keadaannya.

"Nek, bagaimana kabarnya?"

"Kamu bagamana, sehat?"

"Alhamdulillah sehat nek."

Lalu percakapan kami lanjutkan seputar keluarga. Tentang kerjaan yang saya geluti dan rasa bosan nenek saya yang ingin sekali balik ke kampung.

"Saya gerah disini, antarkan saya balik ke kampung. Di kampung saya lebih merdeka, bisa ngurus tanaman di pekarangan rumah."

Saya tentu kaget, pasalnya untuk mengatarkannya butuh waktu dua hari. Sementara dalam dua hari itu ada kerja yang harus saya tuntaskan. Sejurus kemudian saya memberi pengertian kepadanya untuk di maklumi.

"Iya, tapi belum sekerang. Nanti ya nek, jika urusan saya sudah selesai kita ke kampung."

"Iya, nanti jika urusanmu sudah selesai."

Setelah lama bercerita dengannya, saya memohon ijin ke beranda rumah. Di sana saya bercerita dengan teman saya yang sedari tadi menunggu. Sesaat kemudian, dia menjak saya untuk mampir ke tempat tinggal pak Asut keluarga kami dari kampung sekaligus memastikan kondisi istri beliau yang di bawah ke sini untuk bersalin.

"Wah bos besar rupanya yang datang nih." Ledek pak Asut

"Ah bapak bisa saja." Ujar saya dengan tawa.

Tanpa permintaan, dua kopi hangat langsung mendarat di meja. Memang begitulah kami, orang tua kami di kampung sejak kecil suda menanamkan adab melayani dengan baik setiap tamu yang mampir. Tak heran, setiap soan ke keluarga pastilah hidangan selalu di sajikan tanpa harus di minta.

"Bagaimana keadaan istri bapak?" Tanya saya

"Alhamdulillah baik. Sementara nunggu waktu lahiran."

"Syukurlah, memang kapan waktu lahirannya?"

"Jika lancar, Insya Allah tiga hari lagi."

"Semoga lancar dan sehat."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun