Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perahu Layar

15 Juli 2021   22:00 Diperbarui: 15 Juli 2021   22:19 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitulah seruh orang-orang yang melihatnya kala itu. Semua menyambutnya dengan bahagia. Keindahannya itu melampaui keindahan itu sendiri. Seorang fotografer yang sempat mengabadikan moment tersebut seketika mendadak kaya. Lantaran fotonya laku terjual hanya dalam tiga hari.

"Sayang aku mau foto itu."

"Aku ingin sekali foto perahu layar senja itu."

"Sungguh indah sekali foto itu."

Semua orang pasti jatuh hati seketika melihat foto tersebut. Mereka memburu dan melakukan perburuan terhadap foto itu. Setiap orang pun bersepakat waktu dimana perahu layar yang berlayar itu mengintari bumi seperti bumi mengintari matahari itu dijadikan hari keindahan sedunia.

"Berdasarkan musyawara seluruh manusia yang ada, kami tetapkan hari itu menjadi hari keindahan sedunia."

Perahu layar itu masih terus berlayar.  Seakan tidak peduli wacana orang-orang di setiap waktu. Perahu layar itu terus berlayar menyusuri lima samudra dan mengintari enam benua. Perahu layar itu masih terus belayar sampai kini, tidak akan berhenti sampai layar itu tidak mampu melayari perahunya.

Orang-orang juga menyakini, sepasang manusia bertemu saat waktu dimana perahu layar yang berlayar itu mengintari bumi seperti bumi mengintari matahari akan menjadi sepasang kekasih yang melebur bersama cinta dan rindu juga akan terus bersama sampai akhir hayat.

"Aku melirikmu di balik cahaya
Di depan luasnya samudera
Pada siluet perahu layar itu kentara
Di belakang mentari saat waktu kian habis."

Begitulah sepotong puisi yang di tulis oleh seorang penyair di masa itu.
                              ***
Suatu sore yang dingin, orang-orang tumpah ruah ke pantai. Mereka ingin menyaksikan perahu layar itu mengintari bumi seperti bumi mengintari matahari. Sebuah peristiwa yang indah yang keindahanya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Tiba-tiba mereka menyaksikan peristiwa yang tidak pernah terduga sebelumnya.

Di kejauhan, tiang-tiang peyangga layar terlihat patah. Layar perahu itu tidak lagi sanggup melayari perahunya. Dia karam di dalam lautan saat matahari memerah dengan senja yang merona. Semua menagisi hal itu, suatu pemandangan yang harusnya sangat indah itu kini suram seketika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun