Padahal di luar hujan kian keras
Harusnya kau bicara mereka yang gigil di kolong jebatan
Karena rindu itu abstrak, bisa kau letakkan di meja makan ayah, juga di tungku ibu
Di sepertiga malam kau bicara rindu
Padahal diluar sepih meronta-ronta
Harusnya kau bicara iba, untuk mereka yang meminta-minta
Karena rindu adalah hanyal, bisa kau letakkan di kiri logikamu, juga di kanan imajinasimu
Di sepertiga malam kau masih saja bicara rindu
Padahal diluar gulita menyapu jarak apalagi warna
Harusnya kau bicara derita, pada mereka di pelosok tak berpenerangan
Karena rindu itu masih saja abstrak, bisa kau letakkan dia pada waktu esok, kini dan nanti
Maka jangan lagi kau timpali aku dengan rindu
Sepertiga malam mulai habis, sebentar besok datang
Membawa muara beban dan derita
Masuk lewat celah pintu dan jendela
Nanti saja kita bicara rindu,
Saat senja mulai muram
Juga hari mulai gelap
Di tungku ibu, meja makan dan dibalik pintu
Ternate, 6 Juli 2021