Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Prinsip Hidup dari Sang Nahkoda

4 Juli 2021   17:26 Diperbarui: 4 Juli 2021   17:31 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kalimatnya saya lalu menggaguk pelan. Memang benar, kita ingin selalu kering, selalu menang bahkan selalu sukses. Maka kita juga harus siap untuk basa, untuk kala, untuk terpuruk. Jika tidak begitu, kita hanya akan memikul kekecewaan dan penyesalan karena tidak berani menerima semua.

Benar pak, tapi bapak hebat ya. Saat kondisi yang krusial kaya tadi, bapak tetap santai hingga bisa menuntun kami semua keluar dari gelombak yang mengancam." Ucap saya.

Beliau hanya senyum lalu berkata, "seorang nahkoda itu harus berani mengambil resiko. Nahkoda itu bertanggung jawab terhadap banyak nyawa. Jadi dia harus buat perhitungan yang matang untuk keluar dari semua itu. Nahkoda harus mengerahkan kemampuannya untuk berbuat yang terbaik agar laut itu tetap menjadi sahabat. Jika tidak demikian, laut bisa menelan semuahnya dengan cepat. Untuk melakukan semua itu Nahkoda harus santai, karena kepanikan mendekatkan kita pada hal yang tidak diinginkan."

Kalimat itu bagi saya adalah pembelajaran berharga. Baliau mengajarkan kita dalam menghadapi sesuatu apapun itu harus dengan santai. Jangan pernah ragu dan panik, karena bisa membawa kita dari kegagalan.

Lalu beliau melanjutkan, saya memilih mendengarkan kata-katanya, "nahkoda itu kan seperti pemimpin, sudah jadi barang wajib untuk tetap bersahaja dan baik kepada semua. Jika pempimpin itu hadir menyejukan dan menengkan hati rakyatnya maka nahkoda juga demikian. Dia harus membuat setiap penumpan aman dan damai di dalam perahunya."

"Lalu bagaimana cara melawan ombak yang menghadang kita?" Tanya saya.

Mendegar pertanyaan saya, beliau tertawa dan berkata, "Ah kau ini, obak itu jangan melawan. Kau bisa hancur." Dengan cepat saya langsung tertawa dan bertanya kembali, "Lalu kita harus bagaimana?". "Kau hanya cukup mengikutinya lalu perlahan mengindar. Tidak kau lihat tadi haluan sampai cebur ke dalam membuat kau kuyup? Itu karena kita memaksakan untuk tetap bergerak lurus. Untuk menghindarinya, kita harus pelajari ombak dan mengarahkan haluan bergerak ke serong kiri atau kanan."

Saya diam menyimak kalimat yang keluar dari mulutnya. Beliau berkata lagi, "ombak itu ibarat cobaan yang di berikan. Kita tidak punya kemampuan untuk menolak apalagi melawan. Yang kita lakukan hanyalah menyambutnya dengan senyum. Untuk itu, kita harus pelajari memahaminya untuk mencari celah agar bisa keluar dari cobaan itu."

Speed terus melaju, keluar dari perairan Maitara dan mulai masuk ke pelabuhan Ternate. Setiap penumpang telah menenteng tas mereka masing-masing. Para Anak Bua Kapal (ABK) mulai memberbaiki temali dan menurunkan dapra.

"Apapun cobaan yang kau lalu, hal pertama yang harus kau ingat. Tenangkan dirimu. Baru perlahan pelajari cobaan itu dan mulai menghadapinya dengan baik. Jika itu selalu kau lakukan maka itu akan jadi pengalaman dan kebiasaanmu." Ucap beliau lalu pergi masuk ke dalam.
                              ***
Saya dapat banyak hal dari beliau. Kita jangan pernah mengganggap orang kecil atau yang tidak mengenyam pendidikan itu tidak punya apa-apa. Terkadang mereka bahkan lebih hebat dari kita.

Sebab bagi saya, prinsip hidup dan hidup bijak tidak selalu kita temui di orang-orang yang berpendidikan. Toh sebagian orang yang mengenyam pendidikan dan sudah memiliki gelar kadang masih juga kepoyongan dengan prinsip hidup apalagi bersikap bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun