Kelompok-kelompok ekstrem dan fanatik hingga kelompok kerbau dicocok hidung pasti akan menyusuri jalur pembodohan Partai Ummat. Namun demikian, tentu tidak berlaku bagi kalangan masyarakat yang waras otak. Bagi kaum waras otak, politik identitas yang diusung Partai Ummat merupakan bentuk paling nyata menjual agama dan Allah. Makanya tidak akan menggugah emosi dan simpati kaum waras otak.
Mengecam Politik Identitas
Setiap entitas politik semisal partai politik ataupun para kontestan memang wajib memiliki strategi politik untuk dapat memenangkan pagelaran politik. Namun demikian, strategi politik tidak boleh dilandasai oleh kepentingan-kepentingan dan ideologi-ideologi yang bersebrangan dengan kepentingan dan ideologi bersama sebagai suatu bangsa.
Maka dari itu, patutlah kita mengecam politik identitas sebagaimana diusung oleh Partai Ummat. Ada beberapa alasan mengapa kita mengecam politik identitas:
Pertama, mencederai demokrasi.
Sudah menjadi pengetahuan dan pengalaman umum bahwa pasca reformasi, negara kita melaksanakan demokrasi secara "normal". Salah satu bentuk demokrasi normal adalah dapat ditekannya politik identitas dalam gelanggang perpolitikan nasional. Lagi pula, demokrasi haruslah selalu mampu menjadi wadah yang menyatukan segala macam identitas sosial. Â
Oleh sebab itu, mengusung politik identitas sama dengan mencederai demokrasi yang sudah diperjuangkan secara berdarah-darah oleh bangsa ini. Lebih dari itu, harus selalu diingat bahwa demokrasi yang dijalankan bangsa Indonesia adalah Demokrasi Pancasila yang notabene berdemokrasi dengan melekatkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan keadilan sosial.
Politik identitas tentulah tidak sesuai dengan nilai-nilai sebagaimana terkandung dalam Pancasila.
Kedua, bentuk banalitas politik.
Politik identitas adalah bentuk yang paling nyata dari benalitas atau kedangkalan politik. Banalitas politik dalam hal ini berarti ketidakmampuan dalam mengikuti persaingan berpolitik. Akibat ketidakmampuan bersaing maka dipakailah strategi politik picik seperti politik identitas.Â
Praktik banalitas politik seperti ini akan berbuah manis ketika khalayak sebagai obyek politik juga terhanyut dalam arus politik identitas sebagaimana sedang dibangun oleh Partai Ummat.