Mohon tunggu...
fahri ramadhan
fahri ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa aktif Komunikasi Penyiaran Islam - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Indahnya Berbuat Ikhlas dan Sabar

13 April 2023   06:18 Diperbarui: 11 Mei 2023   10:15 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

https://www.kompasiana.com/fahriramadhan9570/dashboard/write/64373c2c4addee2aae10e415Pada kesempatan yang berbahagia ini, mufakir akan memberikan sebuah kata yang disusun menjadi suatu kalimat dan paragraph yang membahas mengenai ikhlas dan sabar.

Rasulullah SAW mengingatkan, "Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari rida Allah semata."

Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya' akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa.Tetapi banyak dari kita yang beribadah tidak berlandaskan rasa ikhlas kepada Allah Swt, melainkan dengan sikap riya' atau sombong supaya mendapat pujian dari orang lain. Hal inilah yang dapat menyebabkan ibadah kita tidak diterima oleh Allah Swt.

Dan kita sebagai umat muslim kita juga harus memiliki hati yang sabar, kenapa kita harus memiliki hati yang sabar?

Kita ambil dari kisah nabi Muhammad saw yang sedang melakukan ibadah shalat lalu beliau dilemparkan kotoran hewan oleh kaum quraisy dan setelah itu abu lahab bersama beberapa kaum quraisy mefitnah dan menyakiti rasulullah saw akan tetapi rasulullah saw tetap sabar menghadapinya.


(Hal jaz`ul-isni illal-isn)

Artinya: "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)," (QS Ar Rahman: 60)

Maksudnya, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal yang diterima oleh Allah SWT. Jika tidak cukup dengan kebaikan, lalu apa lagi? Islam tidak hanya menuntut untuk berbuat baik, tapi juga harus diiringi dengan rasa ikhlas. Ini menjadi syarat utama diterimanya perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia.

Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah, berarti melakukannya semata-mata mengharap rida Allah SWT, bukan yang lain. Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak pamer karena sudah merasa cukup amal perbuatannya hanya ditujukan kepada Allah SWT.

Walaupun keringat dingin bertetesan, segenap tenaga habis, pikiran terkuras, kalau tidak ikhlas, sebesar apa pun amal kita semuanya pasti sia-sia di mata Allah Swt. Maka, sangat rugi orang yang sedekah habis-habisan hanya ingin disebut dermawan.

Mulai dari sekarang marilah kita membangun rasa ikhlas ketika beramal ibadah dan amal saleh dan juga ketika melakukan hal-hal lainnya. Demikian ceramah saya pada kali ini, semoga teman-teman bisa mengambil makna dari ceramah ini dan mengimplementasikannya di dunia nyata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun