Hei Puan,
Yang sudah membuatku jatuh hati,
Yang membuatku banyak berpikir dan belajar mengerti,
Yang menjadikan doaku terus terpanjat, dan hatiku berharap;
Tentang kini, esok, dan jutaan hari nanti.
Puan,
Terima kasih sudah pernah mengenggam jemariku,
Membuatku percaya bahwa akan kau jaga dengan baik cinta dari hatiku.
Terima kasih sudah pernah memeluk aku dengan hangat,
Membuatku merasa jadi lelakimu yang hebat.
Terima kasih sudah pernah mengecupku dengan halus,
Membuatku berpikir bahwa menjagamu adalah sesuatu yang harus.
Puan,
Sejak awal aku sadar bahwa langkah perjalanan kita tak mudah,
Tapi sejak itu pula kau yakinkan bahwa kita tak boleh menyerah,
Seolah kita takkan pernah terpisah.
Puan,
Akhirnya kita usai juga,
Kau pilih sudahi semua,
Yang kemarin kita yakini dan percayai,
Menjelma ragu hari ini.
Mungkin kata 'selamanya' hanyalah ada di kamus bahasa,
Atau hubungan kita yang tak pernah berikan ruang padanya,
Apapun itu, nyatanya 'selamanya' itu tak pernah ada bagi kita.
Puan,
Bisakah kau mengalah sekali ini,
Tetaplah tinggal disini, disisi,
Mempertahankan rasa sampai kita semua berakhir di dunia ini?
Betapaku merasa telah berjuang, dan sedikit berkorban,
Bukan aku ingin kau hargai itu semua,
Apalagi berharap kau melakukan hal yang sama,
Tapi bisakah jangan kau sepelekan, jangan kau remehkan, dan jangan kau kecilkan, apalagi kau tiadakan?
Puan,Â
Jika kita memang tak bisa dipersatukan,
Bolehkah ku meninggalkan pesan?
Hargailah lelaki yang telah berusaha,
Karena berusaha tak semudah bicara.
*NB: Dibuat usai kawal Sang Puan berjam-jam keliling hunting bahan dan berakhir di tempat yg kami datangi diawal. Selalu happy membersamai orang yg punya target dan etos sama tingginya.