Mohon tunggu...
Fahmi Budiman
Fahmi Budiman Mohon Tunggu... Direktur CV GALERI SOLUSI MANDIRI

Bersabar menunda kesenangan sementara untuk kebahagiaan masa depan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

HR yang Terampil, Pelayanan Pun Stabil

20 Agustus 2025   13:35 Diperbarui: 20 Agustus 2025   13:35 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com/photo/2024/10/02/12/02/business-9090596_1280.jpg

Di tengah semakin ketatnya persaingan bisnis, perusahaan dituntut untuk tidak hanya menawarkan produk atau layanan yang berkualitas, tetapi juga menghadirkan pengalaman pelanggan yang berkesan. Di sinilah budaya pelayanan menjadi kunci. Tidak cukup hanya mengandalkan tim frontliner atau divisi pelayanan pelanggan, melainkan seluruh elemen perusahaan harus menjiwai semangat melayani. Dan siapa yang punya peran strategis dalam menanamkan nilai itu? Jawabannya adalah Human Resources (HR).

Banyak orang masih menganggap HR hanya berurusan dengan rekrutmen, administrasi karyawan, atau penggajian. Padahal, fungsi HR jauh lebih luas dari itu. HR sesungguhnya adalah "arsitek budaya" yang menentukan arah bagaimana perusahaan ingin dilihat, baik oleh karyawan maupun pelanggan. Budaya pelayanan tidak mungkin tumbuh tanpa peran aktif HR dalam mendesain sistem, pelatihan, dan nilai-nilai perusahaan.

Mengapa Budaya Pelayanan Penting?

Budaya pelayanan bukan hanya sekadar slogan yang ditempel di dinding kantor. Ia adalah roh organisasi yang tercermin dalam perilaku sehari-hari karyawan. Contoh nyata bisa kita lihat pada perusahaan-perusahaan yang konsisten menjaga kualitas layanan. Tidak peduli berapa kali kita datang, akan selalu ada rasa nyaman, dihargai, dan dilayani dengan tulus. Itu bukan suatu kebetulan, melainkan hasil dari strategi HR yang matang.

HR Sebagai Motor Penggerak

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan HR untuk membangun budaya pelayanan yang kuat:

  1. Rekrutmen berbasis nilai -- sejak awal, HR memilih calon karyawan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki mindset melayani.
  2. Pelatihan berkelanjutan -- membekali karyawan dengan keterampilan komunikasi, empati, dan problem-solving.
  3. Sistem penghargaan yang tepat -- memberikan apresiasi kepada karyawan yang menunjukkan sikap pelayanan terbaik.
  4. Teladan dari manajemen -- memastikan pimpinan juga mempraktikkan budaya pelayanan agar karyawan mencontoh.
  5. Integrasi dalam KPI -- menjadikan aspek pelayanan sebagai bagian dari penilaian kinerja.

Peran Pelatihan dalam Mendorong Budaya Pelayanan

Tidak bisa dipungkiri bahwa membangun budaya pelayanan tentu membutuhkan proses pembelajaran yang terstruktur. Karyawan perlu memahami konsep, praktik, hingga simulasi nyata dalam melayani pelanggan. Maka dari itu, banyak organisasi memilih mengadakan program pelatihan khusus yang dirancang untuk memperkuat peran HR dalam membangun budaya pelayanan.

Program semacam ini biasanya mencakup topik seperti:

  • strategi membangun mindset pelayanan,
  • pengembangan keterampilan komunikasi empatik,
  • desain program internal untuk menanamkan budaya perusahaan,
  • hingga studi kasus dari industri layanan terbaik.

Pelatihan tersebut tidak hanya bermanfaat bagi tim HR saja, tetapi juga memberi dampak luas pada seluruh organisasi. Sebab, HR yang paham bagaimana menanamkan nilai pelayanan akan mampu menggerakkan semua lini perusahaan untuk melayani dengan sepenuh hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun